RMOL.Pihak Istana, termasuk Presiden SBY, memang kaget
datangnya banjir, Kamis (17/1) lalu. Tapi sudah diantisipasi untuk
menyelamatkan dokumen.
“Dokumen penting langsung kita selamatkan, karena kalau tidak
tentu bisa terendam,” kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha,
kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Julian menyebutkan kini dokumen penting Negara sudah aman di lantai dua dan tempat-tempat tertinggi.
Berikut kutipan selengkapnya;
Dokumen apa saja yang diselamatkan itu?
Pokoknya, hal-hal yang sifatnya penting, seperti surat-surat penting. Itu yang didahulukan untuk diselamatkan.
Artinya kami sudah melakukan antisipasi sejak dini agar dokumen-dokumen penting Negara itu tidak rusah karena terendam.
Apa semua ruang Istana terendam?
Tidak semuanya. Walau begitu, Presiden langsung menginstruksikan
beberapa pengurus rumah tangga Istana Negara untuk menyelamatkan
dokumen. Sebab, ada bagian Istana yang terendam cukup dalam.
Di bagian mana itu?
Di Wisma Negara, berada di tengah-tengah antara Istana Negara dengan Istana Merdeka.
Di Wisma Negara memang ada cekungan yang cukup dalam karena itulah air mudah tergenang karena lantainya juga memang rendah.
Berapa dalam?
Setahu saya dalamnya itu sampai kedalaman 30 centimeter. Tapi
sekarang ini sudah surut. Dokumen yang ada di sana juga sudah
diamankan semua. Ditaruh di lantai 2 dan tempat-tempat yang lebih
tinggi.
Apa tanggapan Presiden melihat Istana Negara terendam banjir?
Tentunya Presiden kaget dan langsung terjun untuk melihat kondisi
yang tidak dapat dibayangkan itu. Apalagi Presiden akan menerima tamu
negara, Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez De Kirchner.
Untuk menghormatinya tentu perlu ada gelaran kehormatan secara
militer atau prosesi-prosesi lainnya, seperti juga berlaku di negara
lainnya. Nah saat itu Presiden meminta disesuaikan dengan keadaan.
Apa itu mengganggu aktivitas Presiden?
Tidak. Semua aktivitas kenegaraan hari Kamis itu tetap dijalankan.
Presiden menilai masalah banjir ini bukan berarti aktivitas
presiden terhenti. Nyatanya tidak ada halangan. Bahkan hari Jumat
(18/1) pukul 15.00 WIB, Presiden menerima tamu negara, Perdana
Menteri Jepang Shinzo Abe.
Apa agenda Presiden ada yang dibatalkan?
Setahu saya tidak ada. Semua kegiatan yang sudah diagendakan dan
dijadwalkan tetap dilaksanakan meski ada perubahan dan penundaan.
O ya, apa kebijakan Presiden dalam penanggulangan banjir kali ini?
Presiden tentu berharap perlu dicarikan solusi yang komprehensif.
Tidak bisa hanya melihat saja. Tidak perlu harus terlalu memikirkan
keadaan Istana Negara.
Loh kenapa begitu?
Presiden sendiri tidak mempermasalahkan Istana Negara kena banjir atau tidak.
Bukankah Istana Negara banjir memalukan?
Bukan begitu. Presiden berharap yang diprioritaskan adalah
masyarakat, itu pesan beliau. Itu makanya Presiden langsung
menghubungi dan meminta Gubernur DKI Jakarta, Kepala BNPB, Panglima
TNI dan Kapolri untuk memprioritaskan menyelamatkan masyarakat dari
banjir.
Apa tidak ada perintah Presiden untuk menanggulangi banjir?
Ada. Presiden minta banjir ditangani secara betul-betul dan
komprehensif. Saat menelepon Gubernur DKI Jakarta, Presiden justru
mendukung pemerintahan DKI Jakarta sepenuhnya untuk melakukan
langkah-langkah yang bisa mengantisipasi dan menyelamatkan masyarakat
yang terkena banjir dan menghentikan banjir yang berkepanjangan.
Apa langkah pihak-pihak terkait sudah cukup baik?
Sudah cukup. Saat ini sudah ada evakuasi korban memberikan
penampungan dan melakukan persiapan darurat lainnya, itu sudah bagus.
Bahkan fasilitas penting lainnya yang dimintakan Presiden untuk
dibuat, seperti pembangunan dapur umum, sampai penyediaan perahu karet
untuk evakuasi. [Harian Rakyat Merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar