Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Presiden SBY mengundang sejumlah pemimpin
redaksi media massa nasional. Pertemuan tersebut sama sekali bukan untuk
mempengaruhi pemberitaan yang akan ditayangkan.
"Saya ingin
membuktikan tidak ada yang luar biasa. Jangan-jangan para wartawan
dipengaruhi oleh SBY, kalau ada yang punya pemikiran itu artinya
menghina pemimpin redaksi dan menghina saya," tegas SBY disambut tawa
para pimred yang hadir.
Hal itu dikatakan di Istana Negara, Jl Verteran, Jakarta, Jumat (15/3/2013).
SBY
mengatakan selama sembilan tahun menjabat sebagai presiden, dirinya
selalu menerima kritikan dari media massa. SBY menerima kritikan
tersebut sebagai masukan dan bagian dari demokrasi.
"Sembilan
tahun Alhamdulilah pers kritis kepada saya, artinya saya terima sebagai
bagian dari demokrasi, dan saya tidak ingin mempengaruhi siapapun. Bapak
ibu tidak bisa dipengaruhi, jadi itu menghina saya terlebih menghina
pemimpin redaksi. Jadi mana mungkin bisa dipengaruhi karena
masing-masing punya keyakinan untuk melakukan sesuatu yang diperlukan?"
jelasnya.
Sejumlah pimred yang hadir diantaranya Wahyu Muryadi
Pimred Tempo, Syamsuddin CH Haesy Pimred Jurnal Nasional, Asro Kamal
Rokan Ketua Dewan Redaksi Jurnal Nasional, Rikard Bagun Pimred Kompas,
Joseph Osdar Redaktur Pelaksana Kompas, Don Bosco Salamun Pimred Berita
Satu TV, Primus Dorimulu Pimred Suara Pembaruan, Putra Nababan Pimred
Metro TV, Asep Setiawan Wapimred Metro TV, Ahmad Khusaeni Pimred LKBN
ANTARA, Nurjaman Mochtar Pimred Indosiar dan SCTV, Gatot Trianto Pimred
TransTV, Totok Suprianto Wapimred TVOne, Arifin Asydhad Pimred detikcom,
Nasihin Masha Pimred Republika, Heidi Lugito Pimred GATRA, Farhat
Syukri Direktur Utama TVRI, Rosanita Niken Widiyastuti Direktur Utama
RRI, Dedeh Shanti Krisanti Senior Ekseutif Produser Radio Elshinta.
Mendampingi
presiden SBY di antaranya adalah Wapres Boediono, Mensesneg Sudi
Silalahi, Seskab Dipo Alam Menkopohukam Djoko Suyanto dan Jubir Presiden
Julian Aldrin Pasha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar