Pewarta: Suryanto
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan teknologi energi dan otomatisasi,
ABB, optimistis bahwa Indonesia bisa menjadi salah satu pusat energi
terbarukan di kawasan Asia.
Perlu dukungan semua pihak untuk
mengoptimalkan pendayagunaan sumber energi terbarukan di Indonesia,
sehingga upaya pemerintah mewujudkan konversi energi dan budidaya
seperti tertuang Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi, bisa dicapai, kata ABB dalam siaran persnya, Rabu.
Di
Indonesia, ABB telah kerja sama dengan PLN dalam pendayagunaan sumber
energi terbarukan untuk memasok listrik bagi masyarakat di Pegunungan
Bintang, Oksibil, 3.000 kaki di atas permukaan laut, di wilayah
Pegunungan Tengah Papua.
PLN telah membangun salah satu
pembangkit listrik tenaga surya tertinggi di dunia, off-grid dengan
1.280 modul surya yang mampu menghasilkan 300 kW tenaga listrik.
Kontribusi
ABB dalam proyek ini, kata ABB, adalah dalam hal penyediaan sistem
penyimpanan energi (ESS). Dengan ESS, kelebihan listrik yang dihasilkan
setiap harinya akan disimpan dan selanjutnya didistribusikan pada malam
hari atau bila diperlukan.
"Selama lebih dari satu abad, ABB
telah merintis solusi energi yang berkelanjutan untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup, serta meminimalkan
dampak lingkungan," ujar Johan de Villiers, Managing Director ABB South
East Asia.
Peran energi terbarukan menjadi sangat penting
menimbang kebutuhan energi global yang diproyeksikan akan meningkat
sebelas kali lipat pada tahun 2030.
Untuk negara berkembang
seperti Indonesia, kebutuhan terhadap energi juga kian melonjak.
Ketergantungan pada minyak dan gas akan berdampak pada masalah
kelangkaan energi dan juga masalah lingkungan.
"Pada bulan
Desember 2015, para pemimpin dunia akan bertemu di Paris guna membangun
kesepakatan tentang langkah-langkah global dalam membatasi emisi karbon.
Dengan demikian, 2015 akan tercatat sebagai tahun penting dalam
mengatasi perubahan iklim. Di ABB, kami telah menunjukkan bahwa
penerapan teknologi baru dapat mengurangi kerugian energi sebanyak
setengah dalam rantai nilai listrik," Johan mengklaim.
Menurut
IEA, generasi listrik dari sumber terbarukan diatur untuk menjadi dua
kali lipat pada 2030. Sebagian besar kenaikan tersebut akan berasal dari
tenaga air dan tenaga angin darat, diikuti oleh angin lepas pantai dan
tenaga surya.
Energi terbarukan ditetapkan untuk menyusul gas
alam sebagai sumber terbesar kedua listrik (setelah batubara) dalam enam
tahun kedepan.
Generasi angin global tumbuh sangat cepat dan
diproyeksikan naik sebelas kali lipat pada tahun 2030, dengan
peningkatan terbesar terjadi di Eropa. Di Eropa, 20 ladang angin telah
disetujui untuk Laut Utara pada 2009, dan tujuh untuk Baltik.
Secara keseluruhan, hal ini berarti sekitar 12.000 MW listrik dari pembangkit angin akan hadir pada tahun 2015.
ABB
menyediakan teknologi listrik dan otomatisasi untuk industri energi
terbarukan. Ini digunakan untuk menghasilkan listrik dari sumber
terbarukan, untuk mengontrol pembangkit listrik, dan untuk
mendistribusikan ke jaringan listrik (grid).
Daya terbarukan
didistribusikan ke jaringan listrik (grid) sedemikian rupa agar
stabilitas jaringan dapat dijaga atau ditingkatkan, bahkan ketika
kondisi cuaca berubah-ubah menyebabkan pembangkit listrik tidak teratur.
Untuk
membantu menghasilkan panas atau menghasilkan biofuel, beragam segmen
di industri energi terbarukan memanfaatkan teknologi ini. Namun,
pembangkit listrik dan transmisi tetap menjadi aset yang utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar