Jpnn
SURABAYA -
Bandar narkoba semakin kreatif mendesain agar barang haramnya tidak
mudah terdeteksi oleh aparat. Salah satunya mengubah kemasan menjadi
barang yang familier di kalangan umum. Badan Narkotika Nasional Provinsi
(BNNP) Jatim menemukan narkoba berbentuk permen karet, prangko,
agar-agar, bahkan rokok elektrik.
Barang haram itu ditemukan lembaga
antimadat yang berkantor di Jalan Ngagel tersebut dalam operasi
penyelidikan tertutup. Narkoba jenis itu lebih dahulu ditemukan di
Jatim. Termasuk jenis CC4 yang ramai di Jakarta baru-baru ini.
Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Iwan
Abdullah Ibrahim mengatakan, narkoba tersebut sudah beredar di
masyarakat. Namun, hanya kalangan terbatas yang bisa mengakses produk
narkoba dengan kemasan khusus itu. "Harganya relatif lebih mahal. Sebab,
proses labeling dan packing-nya lebih rumit ketimbang narkoba biasa," katanya.
Dia menjelaskan, varian baru itu
ditemukan petugas ketika menyelidiki peredaran narkoba di Jatim. Salah
satunya berbentuk permen karet. Iwan mengatakan, secara kasat mata,
narkoba tersebut bergambar permen karet dengan nama produk yang sudah
banyak dikenal. Ketika dibuka, isinya sama persis dengan permen karet.
Hanya, kandungan permen itu adalah narkoba. Jenis narkoba tersebut
merupakan hasil olahan dari ekstasi. Cara mengonsumsinya layaknya
permen. Efeknya baru muncul setelah permen tersebut habis diemut. Yang
membuat petugas geleng-geleng kepala, ada permen isi narkoba dengan
kemasan gambar kartun lucu.
Tidak hanya berbentuk permen, petugas
juga menemukan narkoba dalam bentuk agar-agar. Bahan dasarnya sama,
yaitu ekstasi yang diolah sedemikian rupa sehingga berbentuk jelly. Cara memakannya pun sama dengan agar-agar yang ditelan. "Kemasannya ya sama kayak jelly yang dijual di pasaran," ucapnya.
Varian lainnya berbentuk rokok elektrik.
Cairan rasa yang tersimpan di tabung rokok tersebut merupakan narkoba
jenis sabu-sabu. Hanya, jenisnya sabu-sabu cair. Secara kasat mata,
lanjut Iwan, tidak ada perbedaan signifikan antara rokok elektrik yang
benar-benar rokok dan narkoba.
Perbedaan hanya terlihat ketika
dilakukan uji laboratorium mengenai kandungan cairan dalam tabung rokok
elektrik. Setelah uji laboratorium tersebut, baru diketahui kandungan
narkoba di dalam cairan itu. "Kalau tidak dites, tidak akan ketahuan
kalau itu narkoba," jelasnya.
Cara kerjanya sama persis dengan
penggunaan alat isap berupa bong. Sabu-sabu cair diubah menjadi uap
melalui proses elektrik. Uap itu dikeluarkan melalui pipa yang dialirkan
ke mulut pengguna layaknya mengisap rokok elektrik.
Terakhir, ada narkoba berbentuk prangko atau yang dikenal CC4. Narkoba yang baru saja booming
di Jakarta itu pernah terendus di Surabaya pada 2013. "Kami sudah
pernah temukan. Tapi, setiap kali kami telusuri langsung hilang,"
ucapnya.
Iwan mengatakan, peredaran narkoba jenis
tersebut sangat terbatas. Menurut dia, hanya kalangan atas yang bisa
mengaksesnya. Selain harganya lebih mahal ketimbang narkoba biasa,
konsumennya tidak sembarangan. Berdasar analisis sementara, narkoba
jenis baru itu hanya beredar di lingkungan eksklusif. (eko/oni/mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar