Pewarta: Ade Marboen
Jakarta (ANTARA News) - Pernyataan Presiden Joko Widodo soal
Indonesia masih berutang pada IMF membuat mantan Presiden Susilo
Yudhoyono angkat bicara. Dikutip di Jakarta, dari akun facebook-nya, yang dilansir Selasa siang, presiden keenam Indonesia itu menulis pendapatnya.
"Saya
terpaksa menanggapi dan mengoreksi pernyataan Presiden Jokowi
menyangkut utang Indonesia ke IMF. Kemarin, tanggal 27 April 2015,
harian Rakyat Merdeka memuat pernyataan Pak Jokowi yang intinya adalah
Indonesia masih pinjam uang sama IMF," kata Yudhoyono dalam akun facebook itu.
Jika
demikian, kata dia, berarti kita (Indonesia) masih punya utang kepada
IMF. “Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus mengatakan bahwa seluruh
utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada 2006 yang lalu,” kata
dia.
Keseluruhan utang Indonesia terhadap IMF
adalah 9,1 miliar dolar Amerika Serikat, jika dengan nilai tukar
sekarang setara dengan Rp117 triliun, dan pembayaran terakhirnya kita
lunasi pada 2006, atau empat tahun lebih cepat dari jadwal yang ada.
“Sejak itu kita tidak lagi jadi pasien IMF,” katanya.
Secara singkat, Yudhoyono memberi tiga alasan percepatan pembayaran utang kepada IMF itu.
Yaitu
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik (di atas enam persen) sehingga
aman secara fiskal dan moneter, IMF tidak bisa lagi mendikte Indonesia
sehingga pemerintah dan rakyat tidak disandera mereka, dan selama
Indonesia berutang pada IMF maka rakyat Indonesia akan terhina.
Dia
memberi ilustrasi saat menjadi menteri pertambangan dan energi
(1999-2000) di bawah pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia
diminta Consultative Group on Indonesia sebagai donor menaikkan secara
bersamaan harga dasar listrik dan BBM dalam jumlah tinggi.
“Hal itu saya tolak, karena pasti ekonomi rakyat akan menjadi lebih buruk,” kata dia.
Selama
Yudhoyono memerintah, tiga pemimpin IMF dia terima di Kantor
Kepresidenan, mulai dari Rodrigo de Rato (2007), Dominique Strauss-Kahn
(2011), hingga Chistine Lagarde (2012).
Bahkan,
pada kunjungan pemimpin IMF pada 2012, IMF berharap Indonesia bisa ikut
menaruh dananya di IMF karena Indonesia telah menjadi anggota G20,
dengan peringkat nomor 16 ekonomi besar dunia.
“Pasalnya,
IMF kekurangan dana untuk digunakan membantu negara yang mengalami
krisis berat dan perlu penyelamatan dari IMF. Artinya, tangan kita tidak
lagi berada di bawah, tetapi sudah berada di atas,” kata dia, dalam
akun facebook yang di baris akhirnya diimbuhi kata-kata: Ditulis oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu.
"Jika
yang dimaksudkan Presiden Jokowi, Indonesia masih punya utang luar
negeri, itu benar adanya. Utang Indonesia ada sejak era Presiden
Soekarno," kata Yudhoyono.
Pada akhir 2004
rasio utang terhadap GDP itu sekitar 50,6 persen, kata dia, dan pada
akhir masa jabatannya tinggal sekitar 25 persen.
“Tetapi,
kalau yang dimaksudkan Pak Jokowi bahwa kita masih punya utang kepada
IMF, hal itu jelas keliru. Kalau hal ini tidak saya luruskan dan
koreksi, dikira saya yang berbohong kepada rakyat, karena sejak 2006
sudah beberapa kali saya sampaikan Indonesia tidak berutang lagi kepada
IMF,” kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar