Baban Gandapurnama - detikNews
Bandung - Perjalanan hidup Beni Hendrik Hernawan sempat
berubah drastis. Dia gundah gulana karena sepasang kakinya harus
diamputasi dokter setelah mengalami musibah kecelakaan sewaktu bertugas
di Nagreg, Kabupaten Bandung, pada 2005. Emoh sepanjang hari meratapi
keterpurukan soal kondisi fisik yang tak lagi sempurna, pria berprofesi
polisi ini perlahan 'merangkak' berjuang bangkit.
"Awalnya saya
minder dengan kondisi tanpa kaki," ucap Beni usai menghadiri acara Hari
Bakti Pemasyarakatan di Lapas Wanita Bandung, Jalan Pacuan Kuda, Kota
Bandung, Selasa (28/4/2015).
Selama menjalani proses penyembuhan
usai sepasang kakinya dipotong, Beni terpaksa tak bertugas selama 1,5
tahun. Dia menghabiskan waktu bersama istri dan dua anak di rumah.
"Mau kerja lagi sempat malu," ujarnya.
Polisi
berpangkat Aipda ini terus berusaha mengubur dan melawan rasa tidak
percaya diri yang membelenggu benak. Niatnya tersebut berujung manis.
"Keluarga,
sanak saudara dan rekan kerja terus memberikan spirit. Lalu saya
berpikir, kalau terus-terusan minder, mau bagaimanan nasib anak dan
istri. Semenjak itulah saya bangkit," tutur Beni yang menjadi polisi
sejak 1996.
Dia kembali bekerja pada 2007. Beni menghadap AKBP
Supratman yang waktu itu menjabat Kapolres Bandung. Beni ditugaskan
atasannya di Samsat Rancaekek. Lalu pada 2010 lalu pindah dinas ke
Polsek Rancaekek.
"Hingga sekarang saya masih di Polsek Rancaekek. Tugasnya di bagian administrasi lalu lintas," ucap Beni.
Beni
ingin menginspirasi kepada publik jika keterbatasan fisik bukan suatu
penghalang melakoni perjalanan hidup di muka bumi. "Jangan kalah dengan
orang berfisik normal. Buktikan meski kita punya kekurangan juga bisa,"
tutur Beni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar