Pewarta: Ricky Prayoga
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik Boni Hargens mengungkapkan
Pidato Presiden saat Konferensi Tingkat Tinggi dalam rangkaian
peringatan KAA ke-60 adalah lompatan besar bagi Indonesia.
"Tindakan berani Presiden Jokowi yang mengoreksi dan mengkritik lembaga keuangan seperti IMF, World Bank dan PBB adalah sebuah manuver besar yang biasa dilakukan pemimpin Amerika Latin namun hal yang baru dilakukan di Asia, khususnya Indonesia sesudah Soekarno," kata Boni dalam Diskusi Publik bertema Indonesia: Pilar Utama Asia? di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis.
Boni mengatakan dengan pidato presiden tersebut diharapkan bisa membangkitkan citra Indonesia sebagai salah satu kekuatan yang diperhitungkan di dunia terutama dalam politik.
"Dulu kita mengenal kebesaran Bung Karno dan keberaniannya dan hari ini di ulang kembali oleh Joko Widodo, saya kira ini harapan untuk kita, bahwa Indonesia ke depannya bisa menjadi macan Asia di segala dimensi tidak hanya ekonomi terutama politik," ujar Pengamat lulusan Universitas Indonesia itu.
Dia juga mengungkapkan untuk menangkal paham radikal yang berkembang dan meluas di kawasan Asia dan Afrika yang selalu berkaitan dengan ketidakadilan dalam struktural yang sifatnya global, membutuhkan solidaritas dalam menata kembali tata dunia baru.
"Hari ini KAA diajak oleh Presiden Jokowi untuk bersama dengan solidaritas kawasan membangun tata dunia baru yang adil guna mengantisipasi segala bentuk ketidakadilan dan meredam kemungkinan munculnya radikalisasi dan terorisme dan segala bentuknya," ucapnya.
"Tindakan berani Presiden Jokowi yang mengoreksi dan mengkritik lembaga keuangan seperti IMF, World Bank dan PBB adalah sebuah manuver besar yang biasa dilakukan pemimpin Amerika Latin namun hal yang baru dilakukan di Asia, khususnya Indonesia sesudah Soekarno," kata Boni dalam Diskusi Publik bertema Indonesia: Pilar Utama Asia? di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis.
Boni mengatakan dengan pidato presiden tersebut diharapkan bisa membangkitkan citra Indonesia sebagai salah satu kekuatan yang diperhitungkan di dunia terutama dalam politik.
"Dulu kita mengenal kebesaran Bung Karno dan keberaniannya dan hari ini di ulang kembali oleh Joko Widodo, saya kira ini harapan untuk kita, bahwa Indonesia ke depannya bisa menjadi macan Asia di segala dimensi tidak hanya ekonomi terutama politik," ujar Pengamat lulusan Universitas Indonesia itu.
Dia juga mengungkapkan untuk menangkal paham radikal yang berkembang dan meluas di kawasan Asia dan Afrika yang selalu berkaitan dengan ketidakadilan dalam struktural yang sifatnya global, membutuhkan solidaritas dalam menata kembali tata dunia baru.
"Hari ini KAA diajak oleh Presiden Jokowi untuk bersama dengan solidaritas kawasan membangun tata dunia baru yang adil guna mengantisipasi segala bentuk ketidakadilan dan meredam kemungkinan munculnya radikalisasi dan terorisme dan segala bentuknya," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar