JAKARTA —Penangkapan sejumlah warga terkait kasus terorisme dua hari terakhir sedikit berbeda dari penagkapan-penangkapan sebelumnya.
Pasalnya dalam penangkapan kali ini sebagian besar yang diduga pelaku berlatar belakang intelektual, jebolan sejumlah universitas di Indonesia.
Mereka diduga mendalangi serangkaian bom buku yang terjadi di Jakarta serta bom di Serpong Banten. ‘’Jadi ya mereka kan tadi saya katakan latar belakangnya pendidikan sarjana. Jadi memang modus-modus buku ya. Jadi itu yang keterkaitan. Cara-cara intelektualitasnya kan seperti itu,’’ ujar Kabid Penum Div Humas Polri Kombespol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jumat (22/4).
Secara khusus polisi memang belum menemukan benang merah yang jelas antara bom buku dengan Bom Serpong. Pasalnya, perkara ini masih terus didalami elalui peran para terduga yang telah ditangkap.
‘’Sementara ini yang terungkap (keterkaitan) baru yang bom buku dan Puispitek. Kemudian yang di kota wisata. Empat yang dikirim di rumah itu,’’ tambahnya.
Meski demikian secara umum, serangkaian bom buku yang terjadi di Jakarta Maret lalu terkait dengan bom di Serpong. Ini sebagaimana yang ditegaskan kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo yang menyebut dua aksi ini memiliki keterkaitan. Kesimpulan ini berdasar hasil penangkapan para pelaku bom buku yang tertangkap di Pondok Kopi, Jakarta Timur, Kamis (21/4) pagi.
Hingga Jumat (22/4) petang polisi masih terus melakukan pengejaran para terduga lainnya. Hingga saat ini 19 terduga yang telah tertangkap berinisial P, J dan F yang tertangkap di Aceh. Kemudian di Bogor berinisial P, A, A, E, R. Sementara tiga orang lainnya tertangkap di Keramat Jati, Jakarta Timur berinisial F, D, dan Y. Sisanya tertangkap di Rawamangun berinisial M, di Pondok Kopiberinisial A, D, M, R, A serta Bekasi dan tanggerang berinisial A dan J.
‘’Kalau kemungkinan ada (terduga lainnya). Tentu hasil dari pengembangan pemeriksaan nanti bisa berkembang ya. Ada pihak yang lain yang patut dimintai keterangan,’’ tambahnya. (zul/jpnn)
Mereka diduga mendalangi serangkaian bom buku yang terjadi di Jakarta serta bom di Serpong Banten. ‘’Jadi ya mereka kan tadi saya katakan latar belakangnya pendidikan sarjana. Jadi memang modus-modus buku ya. Jadi itu yang keterkaitan. Cara-cara intelektualitasnya kan seperti itu,’’ ujar Kabid Penum Div Humas Polri Kombespol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jumat (22/4).
Secara khusus polisi memang belum menemukan benang merah yang jelas antara bom buku dengan Bom Serpong. Pasalnya, perkara ini masih terus didalami elalui peran para terduga yang telah ditangkap.
‘’Sementara ini yang terungkap (keterkaitan) baru yang bom buku dan Puispitek. Kemudian yang di kota wisata. Empat yang dikirim di rumah itu,’’ tambahnya.
Meski demikian secara umum, serangkaian bom buku yang terjadi di Jakarta Maret lalu terkait dengan bom di Serpong. Ini sebagaimana yang ditegaskan kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo yang menyebut dua aksi ini memiliki keterkaitan. Kesimpulan ini berdasar hasil penangkapan para pelaku bom buku yang tertangkap di Pondok Kopi, Jakarta Timur, Kamis (21/4) pagi.
Hingga Jumat (22/4) petang polisi masih terus melakukan pengejaran para terduga lainnya. Hingga saat ini 19 terduga yang telah tertangkap berinisial P, J dan F yang tertangkap di Aceh. Kemudian di Bogor berinisial P, A, A, E, R. Sementara tiga orang lainnya tertangkap di Keramat Jati, Jakarta Timur berinisial F, D, dan Y. Sisanya tertangkap di Rawamangun berinisial M, di Pondok Kopiberinisial A, D, M, R, A serta Bekasi dan tanggerang berinisial A dan J.
‘’Kalau kemungkinan ada (terduga lainnya). Tentu hasil dari pengembangan pemeriksaan nanti bisa berkembang ya. Ada pihak yang lain yang patut dimintai keterangan,’’ tambahnya. (zul/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar