Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengingatkan reformasi dan demokratisasi yang sedang dijalankan di Indonesia belum tuntas sehingga harus terus dikawal agar tidak melenceng dari yang dicita-citakan sejak awal.

"Demokrasi harus terus dikonsolidasikan agar benar-benar menjadi demokrasi yang substantif, demokrasi yang memberikan kedaulatan, keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bukan hanya demokrasi dalam penampilan atau demokrasi semu," kata Wapres Boediono Wapres saat memberikan pidato dalam acara pembukaan Kongres ke-VI Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), di Jakarta, Minggu.

Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar serta Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto.

Wapres mengharapkan agar KSBSI tetap menjadi pengawal yang handal dari reformasi dan demokrasi di Tanah Air.

Tentu, kata Boediono, fokus kiprah KSBSI ada di bidang perburuhan, di gerakan buruh.

Dikatakan Waptres, tetapi jangan dilupakan bahwa buruh adalah bagian integral dari gerakan yang lebih besar, yaitu reformasi dan demokratisasi bangsa kita.

"Gerakan buruh akan berhasil, dan hanya akan berhasil, apabila gerakan reformasi dan demokratisasi bangsa ini berhasil. Sebaliknya, reformasi besar bangsa ini akan berhasil apabila reformasi komponen-komponennya, termasuk gerakan buruh, berhasil dan bersinergi satu sama lain," kata Boediono.

Wapres mengingatkan simbiosis, saling ketergantungan, antarkomponen reformasi ini kepada semua pihak, terutama karena tantangan yang dihadapi sebagai bangsa, baik tantangan dari luar maupun dari dalam, akhir-akhir ini memang makin besar, makin menuntut kewaspadaan.

Wapres menggambarkan, di luar Indonesia terdapat gonjang-ganjing politik, gejolak sosial dan keruwetan ekonomi dan keuangan melanda berbagai negara dan bahkan alam pun tidak ketinggalan.

Bahkan, katanya, akhir-akhir ini bencana terjadi dimana-mana, terkadang dalam skala yang diluar dugaan manusia.

"Kita patut dan seharusnya bersyukur bahwa negara kita sampai saat ini selamat dari itu semua. Itu rakhmat Tuhan yang tidak boleh disia-siakan. Bukankah itu tugas dan kepentingan kita semua untuk menjaga agar musibah di luar itu tidak merembet ke negara kita," kata Wapres.

Wapres Boediono mengibaratkan Indonesia adalah sebuah kapal yang sedang mengarungi samudra yang bergejolak dan tugas dan kepentingan semua komponen bangsa adalah untuk membawa kapal melewati badai dengan selamat dan akhirnya mencapai tujuannya.

Tantangan juga ada yang berasal dari dalam negeri, dari dalam kapal itu sendiri.

Berbagai masalah juga dihadapi di dalam negeri baik di bidang politik, keamanan, sosial dan ekonomi yang memerlukan pemecahan.

"Menggunakan tamsil kita, kuncinya di sini adalah bagaimana kita bersama-sama, dengan segala itikad baik, kejujuran dan ketulusan di antara kita, dengan selalu mengingat kepentingan bersama, berupaya mengatasi masalah agar kapal kita tidak oleng karena ulah kita sendiri sehingga justru membahayakan keselamatan kapal yang bernama Republik Indonesia dalam melewati badai besar," kata Wapres Boediono.
(A025)