BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 04 Juli 2011

Ito: Dulu Dituduh Disuap Gayus, Kini Nazar

VIVAnews -- Nama mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Ito Sumardi ikut disebut-sebut terkait kasus M Nazaruddin. Ia dituding menerima aliran dana dari eks Bendahara Partai Demokrat itu.

Tuduhan ini berawal dari informasi penggeledahan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi di kantor Nazaruddin di Tower Permai, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Penggeledahan dilakukan sehari setelah Komisi menangkap Mindo Rosalina Manulang, juga anak buah Nazaruddin, yang dituduh menyuap Wafid Muharam, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, pada 21 April 2011.

Disebutkan, ditemukan tanda terima atas nama Ito Sumardi. Ia dikatakan menerima uang US$50 ribu. Tuduhan itu dibantah mentah-mentah oleh Jenderal Ito."Demi Allah saya katakan, saya tidak pernah namanya jual beli kasus. Saya punya harga diri. Tentunya biarlah waktu yang membuktikan," kata Ito Sumardi di Mabes Polri, Senin 4 Juli 2011.

Ito mengaku, dirinya sudah melaporkan kasus ini kepada Kapolri Jenderal Timur Pradopo, dan dia siap diperiksa secara internal. "Saya juga sudah menyampaikan kepada pimpinan, dan saya juga siap diperiksa secara internal dulu, karena harus dibuktikan dulu" kata Ito.

Ito mengaku sangat terpukul dengan pemberitaan media yang menyudutkan dirinya telah menerima suap dari mantan Bendahara Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

"Saya terpukul. Ini sudah kedua kalinya, dulu soal Gayus (Tambunan) juga saya dibilang saya menerima (suap), tapi tidak bisa dibuktikan. Sekarang lihat saja, apakah kasus ini diendapkan atau tidak. Nah silahkan sekarang dilakukan supervisi" kata Ito.

Sebelumnya, Ito mengaku kenal Nazaruddin dan sepupunya M Natsir, anggota Komisi Hukum. Secara pribadi hubungan mereka tak masalah. Namun, ia menolak jika itu dikaitkan dengan kasus Nazar. Apalagi soal pemberian uang. "Saya sudah katakan kapan diberikan sesuatu, tidak pernah ada. Dan saya juga tidak tahu bagaimana sampai ada catatan itu, mungkin saja ada rencana untuk memberikan tapi tidak jadi memberikan," kata dia.(np)

Tidak ada komentar: