BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 03 Juli 2011

Ketua PPP Harus Bisa Jadi Magnet Elektoral

"Jujur saja, tidak ada kandidat yang bisa menjadi daya tarik bagi pemilih," kata Muhtadi.

VIVAnews – Pengamat politik LSI, Burhanuddin Muhtadi, menilai bahwa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menjadi pemersatu partai. Menurutnya, tipikal pemimpin pemersatu akan mampu menyinergikan PPP dalam menghadapi persaingan politik di tanah air saat ini.

“PPP butuh tipikal pemimpin yang mampu memaksimalkan seluruh potensi PPP. Hal itu penting guna menyelamatkan partai ini dari ancaman hilang dari pentas politik nasional. PPP perlu figur yang bisa menjadi pemersatu partai, untuk mensinergikan seluruh kekuatan PPP,” ujar Muhtadi kepada VIVAnews di Bandung, Minggu 3 Juli 2011.

Ia mengingatkan, perolehan suara PPP terus turun dari pemilu ke pemilu sejak masa reformasi. Padahal PPP adalah salah satu partai tertua di tanah air. “Pada Pemilu 1999, perolehan suara PPP sekitar 10,7 persen, lalu Pemilu 2004 turun lagi 8 persen, dan Pemilu 2009 tinggal 5 persen,” papar Muhtadi.

“Bahkan pada Pemilu 2009, penurunan PPP merata di seluruh wilayah. Suara di DKI Jakarta sebagai salah satu basis dan kantong mereka pun turun tajam antara 5-6 persen,” imbuh Muhtadi. Menurutnya, salah satu faktor di balik penurunan suara itu adalah karena PPP sering mengalami konflik internal, meski tidak sampai berujung pada perpecahan.

Muhtadi menekankan, PPP lahir dari fusi dari partai-partai Islam. “Jadi, kalau elemen-elemen ini tidak mampu disatukan, repot,” ujarnya. Lantas, siapakah di antara keempat kandidat Ketua Umum PPP – Suryadharma Ali, Akhmad Muqowam, Ahmad Yani, dan Muchdi Pr – yang mampu menyelamatkan partai dari ancaman keterpurukan?

“Jujur saja, dari semua kandidat yang ada, tidak ada satu pun yang bisa menjadi magnet elektoral bagi pemilih. PPP seharusnya mencari figur-figur lokal seperti kiai-kiai. Kalau dulu kan ada Rhoma Irama dan Zainuddin MZ,” kata Muhtadi. Tanpa sosok ya ng bisa dijadikan daya tarik pada Pemilu 2014 mendatang, maka PPP dinilai sulit untuk menaikkan perolehan suara mereka secara signifikan.

Sebelumnya, Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfidz mengatakan, PPP mengincar kenaikan suara dalam pada Pemilu 2014. PPP bertekad mengantongi 10 persen suara nasional seperti pada Pemilu 1999. “Pada Pemilu 2014, kami ingin rebound. Oleh karena itu perlu revitalisasi dan konsolidasi partai,” ujar Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfidz. (eh)

Tidak ada komentar: