Musi Rawas (ANTARA News) - Panglima Kodam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Soewarno Widjonarko, meninjau Desa Jadi Mulya, Kecamatan Nibung, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, yang merupakan lokasi penembakan anggota TNI dan perampasan senjata TNI pada 9 Juli 2011.

"Kedatangan saya ke sini hanya untuk meninjau lokasi kejadian dan melakukan ramah tamah dengan masyarakat Nibung," katanya di hadapan masyarakat setempat, Kamis.

Kedatangan dirinya ke daerah itu beserta jajarannya didampingi Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti, guna meninjau lokasi dan bermalam bersama anggota TNI lainnya untuk memberikan semangat kepada anggota TNI yang melakukan pengejaran dan penyisiran lokasi kejadian, sekaligus melakukan tatap muka dengan masyarakat setempat.

Hingga saat ini aparat gabungan TNI dan Polri masih terus melakukan pencarian pelaku penembakan anggota TNI Kodim 0406/Musi Rawas, 9 Juli 2011, yang mengakibatkan Serma Ismail TZ meninggal dunia. Pula  senjata laras panjang M16 milik teman korban Sertu M Ghoib dirampas orang tak dikenal.

Saat ini, pihaknya hanya membantu aparat Polres Musi Rawas yang melakukan pengejaran dan upaya penangkapan kawanan pelaku dengan target menemukan kembali senjata yang hilang tersebut.

Untuk itu dia mengimbau kalangan aparat TNI dan aparat lainnya dapat bekerja sama dengan masyarakat dalam menjaga kedaulatan negara, sehingga kuat dan tidak mudah dikalahkan oleh pihak-pihak tertentu.

Selain itu, dia juga akan mempertimbangkan pembentukan Koramil Nibung yang saat ini masih berbentuk Pos Babinsa di bawah naungan Koramil Rawas Ilir.

Sebelumnya, kasus penembakan Serma Ismail TZ terjadi sekitar pukul 03.15 WIB, Sabtu (9/7). Saat itu korban bersama Sertu Ghoib sedang menjalankan patroli di Desa Jadi Mulya, Kecamatan Nibung dan singgah ke rumah pengurus KUD Giri Mulya.

Korban tewas ditembak kawanan perampok yang diperkirakan berjumlah 12 orang di bagian paha kiri tembus ke paha kanan, sedangkan Sertu Ghoib menjadi bulan-bulanan penganiayaan dan senjatanya dirampas.

Sejauh ini, indikasi motif penembakan masih menunggu kawanan perampok yang diduga lari ke arah Provinsi Jambi. Karena dua hari sebelumnya KUD Giri Mulya melakukan pembayaran uang buah sawit senilai Rp600 juta, yang uangnya sudah dibagikan kepada petani plasma pemilik buah.