BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 16 Juli 2011

Skandal Penyadapan Telepon Setelah Brooks, CEO Dow Jones Juga Mengundurkan Diri

Rachmadin Ismail - detikNews

New York - Setelah Direktur News Internasional Rebekah Brooks, satu lagi anak buah taipan media Rupert Murdoch mengundurkan diri. Dia adalah Les Hinton, CEO Dow Jones & Co, yang dikenal sebagai 'letnan' bagi Murdoch.

Dilansir Reuters, Sabtu (16/7/2011), pengunduran diri Hinton terjadi karena dirinya menjadi target kritik atas skandal penyadapan telepon yang terjadi di koran News of the World (NOTW).

"Saya sudah melihat dengan sedih dari New York bagaimana cerita tentang The News of The World dibongkar," kata Hinton dalam surat pengunduran dirinya. Saat ini, Hinton juga menjabat sebagai penerbit di Wall Street Journal.

"Bahwa saya tahu tentang apa yang tampak terjadi adalah tidak relevan dan dalam keadaan ini saya merasa adalah tepat bagi saya untuk mengundurkan diri dari News Corp, dan meminta maaf kepada mereka yang dirugikan oleh tindakan dari News of the World," tambahnya.

News Corp adalah perusahaan induk Dow Jones, sekaligus juga telah menjadi pusat perhatian atas kasus skandal penyadapan telepon yang terjadi di koran News of The World.

Sebelumnya pengunduran Direktur News Internasional Rebekah Brooks juga mengundurkan diri. Brooks juga telah mengirimkan pesan internal untuk para staf mengenai pengunduran dirinya. Dalam pesannya itu, wanita tersebut mengungkapkan dirinya merasa sangat bertanggung jawab atas krisis yang terjadi dan yang telah mengakibatkan ditutupnya tabloid NOTW.

"Saya telah menyampaikan pengunduran diri saya kepada Rupert dan James Murdoch," tulis Brooks dalam pesannya.

"Sebagai Chief Executive perusahaan, saya merasakan tanggung jawab mendalam atas orang-orang yang telah kita lukai dan saya ingin menekankan bagaimana menyesalnya saya atas kejadian yang sekarang kita tahu," tulisnya.

Koran NOTW yang telah berumur 168 tahun ditutup oleh Murdoch beberapa hari lalu dikarenakan skandal penyadapan telepon. Dugaan penyadapan telepon oleh NOTW sebenarnya telah berlangsung selama beberapa tahun. Selama ini yang diketahui menjadi korban penyadapan media tersebut adalah kaum selebritis dan tokoh-tokoh publik lainnya.

Namun belum lama ini, skandal tersebut meledak setelah terungkapnya dugaan seorang penyelidik yang bekerja untuk NOTW telah mendengarkan dan menghapus pesan suara seorang remaja berumur 13 tahun yang hilang dan kemudian ditemukan tewas. Hal itu menimbulkan kemarahan pemerintah dan publik Inggris yang menyebut tindakan tersebut telah kelewatan.

Apalagi kemudian muncul pula dugaan penyuapan terhadap polisi untuk mendapat informasi. Surat kabar Evening Standard melaporkan sejumlah wartawan dan pejabat senior NOTW mengeluarkan lebih dari 100.000 poundsterling (Rp 1,3 miliar) untuk membayar polisi. Kasus ini tengah dalam penyelidikan.
 

Tidak ada komentar: