Bekasi (ANTARA News) - Tidak ada bentuk harmonisasi kerukunan umat beragama yang melebihi kerukunan umat beragama warga Kampung Sawah, Jati Melati, Pondok Melati, Pondok Gede, Bekasi.

Salah satu tokoh masyarakat Kampung Sawah, Jacobus Napiun, mengatakan walaupun mayoritas Islam, warga Kampung Sawah bisa menghormati terhadap sesama dan tidak ada perselihan terkait agama.

"Ini adalah Indonesia kecil," kata Jacobus mengutip pujian Wakil Menteri Agama RI Nasaruddin Umar terhadap kerukunan umat beragama Kampung Sawah ketika menggelar dialog lintas agama di Bekasi.

Jacobus yang sudah lama menjadi kepala keamanan kampung tersebut selalu mewanti-wanti masyarakat untuk menghargai tetangga seperti tidak ada kegiatan masyarakat selepas jam 11-12 malam karena akan menggangu tetangga.

Meskipun warga kampung sawah berasal dari Suku Betawi, Jawa, Batak, Kalimantan dan Flores, mereka bisa menghargai satu sama lain.

"Di mana bumi dipijak, Di situlah langit dijunjung. Meskipun, orang Flores yang sering begadang malam, mereka tidak melakukan itu, mereka lebih memilih tidur," katanya.

Hal senada dikatakan Kanit Bimas Polsek Metro Pondok Gede Bekasi AKP Sugeng Prayito, "Ini adalah contoh kerukunan umat beragama nasional." Sugeng menjelaskan umumnya satu kepala keluarga di Kampung Sawah memeluk dua agama. Hal itu yang membuat mereka menghargai satu sama lain dan tidak pernah berselisih paham terkait agama.

"Jika ada pernikahan yang beragama muslim, maka panitianya orang Kristen. Begitu pula sebaliknya," katanya. Kepala Pastor Paroki Santo Servatius Yakobus Rudiyanto SJ mengatakan Umat Katolik Servatius terbiasa bergotong-royong dengan masyarakat Kampung Sawah sehingga terjalin kerukunan beragama.

"Kami pernah menyelenggarakan acara Pentas Wayang Betawi dan dialog budaya pada 2010," katanya. (adm)