Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Makassar - Pihak Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin TNI AU di Makassar mengaku tidak tahu-menahu terkait tudingan pemerintah Papua Nugini, yang menyebutkan pesawat Jet Falcon-nya dibuntuti dua pesawat jet milik militer Indonesia, November 2011 lalu.
Hal ini disampaikan Kepala Penerangan Lanud Sultan Hasanuddin Kapten Pnb Agus Sumarsono saat dihubungi detikcom, Jumat (6/1/2012). Menurut Agus pihaknya sama sekali tidak pernah mengerahkan penerbangnya untuk membuntuti pesawat jet Falcon milik Papua Nugini yang terbang di wilayah udara Indonesia.
"Penerbang kami tidak pernah melakukan pengejaran pada pesawat mereka, penerbang kami yang menggunakan jet tempur Sukhoi hanya terbang di atas wilayah udara Sulawesi Selatan untuk latihan rutin saja," kata Agus.
Jika memang benar adanya dua pesawat jet tempur TNI dari pangkalan udara lainnya yang melakukan pengejaran pada pesawat milik Papua Nugini. Agus menambahkan, hal tersebut bukan wewenangnya untuk memberi komentar.
Pemerintah Papua Nugini (PNG) sebelumnya marah besar kepada pemerintah Indonesia atas insiden di udara pada 29 November 2011 lalu. Bahkan PNG mengancam akan mengusir Dubes RI Andreas Sitepu dari Port Moresby, PNG.
Dalam insiden itu, militer Indonesia mengerahkan dua pesawat tempur untuk membuntuti jet Falcon milik Air Niugini yang tengah dalam perjalanan pulang dari Malaysia. Pesawat Falcon tersebut mengangkut pejabat-pejabat tinggi PNG termasuk Wakil Perdana Menteri Belden Namah.
Pesawat P2ANW tersebut tengah berada di wilayah udara Indonesia ketika drama itu terjadi pada 29 November lalu. Kabarnya pesawat PNG tersebut nyaris ditabrak dua jet tempur Indonesia yang membuntutinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar