BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 25 Mei 2013

"Kok Pemimpin Suruh Aparat Tembak Warga Sendiri"

INILAH.COM, Jakarta - Setelah merasa kecewa karena harus kehilangan tempat tinggal, warga komplek Srikandi RT 07 RW 03, Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, Jakarta Timur, juga mengaku kecewa dengan pernyataan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk menindak tegas jika ada warga yang melawan dalam proses penggusuran.

Amran (57), salah seorang warga komplek Srikandi, mengaku terkejut dengan pernyataan dari Wagub DKI Jakarta yang terkesan sama sekali tidak memperdulikan warganya sendiri, dan tidak pantas dilontarkan oleh seorang pemimpin.

"Saya membaca berita itu, dan saya kecewa. Kita kan warganya dia, masa dia sebagai pemimpin malah nyuruh petugas tembak warganya sendiri. Jika gampang berbicara seperti itu, Ahok itu nggak pantas jadi pemimpin," katanya di lokasi penggusuran, Kamis (23/5/2013).

Dirinya mengaku kecewa dengan kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang sama sekali tidak membela warganya sendiri. Pasalnya, penolakan warga atas penggusuran terhadap ratusan bangunan di Komplek Srikandi bukanlah tidak beralasan.

"Kami sengaja nolak digusur kan ada alasannya. Masa warga disakitin petugas, seorang wakil gubernur malah ngomong gitu," keluhnya saat ditemui INILAH.COM.

Hingga hari ini aksi pembongkaran terhadap bangunan rumah tinggal warga di area Komplek Srikandi masih terus berlangsung. Dua unit alat berat dan ratusan petugas Satpol PP pun masih terus melakukan penjagaan di lokasi penggusuran.

Sebelumnya, aparat kepolisian dan petugas Satpol PP melakukan eksekusi terhadap warga Komplek Srikandi. Sempat terjadi kericuhan saat petugas menerobos masuk barikade warga yang berusaha menolak upaya penggusuran. Karena kalah jumlah, akhirnya warga berhasil dipukul mundur setelah polisi melontarkan gas air mata ke arah warga.

Menanggapi bentrokan yang terjadi, Ahok mengatakan akan menyelidiki siapa yang memulai bentrokan apakah petugas ataukah warga. Sementara menanggapi kecaman beberapa pihak mengenai keterlibatan Satpol PP dalam penggusuran di Kampung Srikandi, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (23/5/2013) kemarin.

Ia mengakui setiap tugas yang diberikan ke Satpol PP, ia selalu berpesan agar penertiban dilakukan sesuai prosedur. Meski demikian, dirinya juga mempersilahkan aparatnya membela diri ketiga ada serangan.

"Saya bilang pada petugas, kalau ada yang cabut parang saat penggusuran lahan pemda, tembak. Kami akan siapkan dokumen video yang jadi alat bukti kalau petugas terancam. Saya nggak mau petugas mati konyol saat bertugas," tegasnya.

Menurunya, selama ini jika ada bentrokan antara warga dan Satpol PP, maka petugaslah yang dianggap bersalah. Bahkan, tidak jarang petugas dilapangan dituding melanggar HAM.

"Seringkali aparat yang jadi korban, kasihan posisinya. Kalo masyarakat yang melempar kita, itu dianggap tidak melanggar HAM? Kalau kami balas melempar, dibilang melanggar HAM," katanya.[bay]

Tidak ada komentar: