BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 28 Juli 2013

Jutaan Nyawa Dipertaruhkan di Metromini

Oleh: Wahyu Praditya Purnomo

INILAH.COM, Jakarta – Masih belum lupa dalam ingatan, kasus metromini menabrak truk sampah di dekat perlintasan kereta api Jalan Angkasa, Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat 26 Oktober 2012 lalu. Dalam peristiwa ini, belasan penumpang kebanyakan wanita dan anak-anak terluka.
Peristiwa lainnya, metromini menabrak kereta di dekat stasiun Pasar Minggu, Senin (17/6/2013) lalu. Terakhir, kecelakaan maut, dimana metromini 47 menabrak tiga siswa di dekat Helta Busway, Pulogadung. Salah satu siswa, Beniti Lini Manata meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Masih banyak lagi kasus-kasus kecelakaan yang melibatkan metromini. Tak jarang dari rentetan kasus kecelakaan yang terjadi tersebut, menimbulkan korban luka-luka hingga meninggal dunia.
Catatan buruk metromini pun makin tambah mencengangkan, setelah Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, dari 3.168 metromini yang beroperasi di Jakarta, ternyata lebih separuhnya, atau sebanyak 2.088 armada dinyatakan tak lulus uji dan kondisinya pun tak laik jalan.
Ironisnya, ternyata jutaan warga Ibukota menggantungkan metromini sebagai alat transportasi mereka untuk beraktifitas. Berarti jutaan nyawa pula yang dipertaruhkan berada dalam angkutan kota yang dinyatakan tidak laik jalan itu.
Kondisi metromini yang tak laik jalan ini pun mendapat kecaman langsung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maupun Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alis Ahok. Secara tegas, Ahok pun meminta metromini di evaluasi ulang.
Ahok pun mempertanyakan kinerja anak buahnya di Dinas Perhubungan. Ia pun menuding ada petugas yang bermain dalam uji KIR bagi kendaraan. Mengenai kinerja petugas Dishub, Ahok pun mengancam akan mencopot petugas yang terbukti main mata.
Senada dengan Ahok, pengamat transportasi Universitas Indonesia (UI), Ellen Sophie Wulan mempertanyakan kinerja Dinas Perhubungan DKI dalam menguji kendaraan laik jalan. "Bagaimana mungkin KIR yang enam bulan sekali itu menghasilkan kendaraan yang tidak laik secara fungsi?" tanya Ellen.
Sementara itu Kepala Seksi Pelayanan Pusat PKB Dinas Perhubungan DKI Jakarta Lukman Iskandar mengatakan pihaknya telah bekerja maksimal. Banyaknya metromini yang tidak lulus uji KIR, lanjutnya, membuktikan ketatnya pengujian yang dilakukan.
"Dari dulu kami memang sudah ketat. Buktinya, ada sekitar 60 persen metromini yang tidak lulus. Yang asap knalpot-nya pekat, dan lainnya memang tidak pernah datang ke sini, karena pasti kami pulangkan," katanya.
Terlepas pernyataan Lukman, namun kenyataannya masih banyak angkutan, khususnya metromini yang kondisinya tak laik jalan masih saja beroprasi di jalanan Ibukota. Lantas siapa yang bertanggungjawab?

Tidak ada komentar: