BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 27 Maret 2014

Hanura Sodorkan Solusi Masalah Buruh

Oleh: Ajat M Fajar

INILAHCOM, Jakarta - Partai Hanura melakukan kampanye terbuka di Serang, Banten. Dalam kampanyenya tersebut Hanura menawarkan solusi untuk menangani masalah buruh.

Juru kampanye nasional (Juekamnas) Hanura, Hary Tanoesoedibjo menilai pentingnya peningkatan keterampilan masyarakat agar bisa bersaing karena hampir separuh buruh di Tanah Air hanya lulusan sekolah dasar (SD).

"Upah memang penting tapi jangan lupa solusi bagi masalah buruh harus secara menyeluruh dan dan berdampak jangka panjang. Pertama, keterampilan kaum buruh harus ditingkatkan untuk mendongkrak produktivitas," ujar Hary Tanoesoedibjo, Rabu (26/3/2014).

Menurutnya, berdasarkan data BPS terakhir, sekitar 52 juta pekerja Indonesia hanya berpendidikan SD atau lebih rendah. Angka itu mencapai 46,95% dari total pekerja di Indonesia yang mencapai 110,8 juta orang.

"Melihat data ini jelas bahwa buruh kita membutuhkan dukungan keterampilan. Ini sangat penting agar buruh kita sendiri bisa lebih produktif dan mampu bersaing," tegasnya.

Hary Tanoe menilai, Indonesia harus fokus mengembangkan industri padat karya agar terbuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Tak bisa dipungkiri, jumlah pengangguran terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.

Meski tahun ini diprediksi turun, setidaknya ada 7,39 juta pengangguran akhir tahun lalu. "Industri padat karya membutuhkan banyak tenaga kerja ketimbang industri yang memproduksi bahan baku," imbuhnya.

Untuk itu, Indonesia harus mendorong pertumbuhan industri padat karya dengan tenaga kerja yang produktif itu pun berlaku untuk membangun Banten agar lebih maju dan sejahtera. Selain itu, menumbuhkan sektor UMKM dan mengembangkan sektor pertanian merupakan upaya lain yang harus dilakukan pemerintah setempat.

"Untuk melakukan ini tentu pemerintah harus masuk dan turun tangan. Industri padat karya, UMKM, dan pertanian adalah potensi Banten yang harus dikembangkan secara baik. Saya yakin jika ini diprioritaskan, Banten bisa maju," tandasnya.

Mengenai persoalan gizi buruk yang masih menghantui masyarakat Banten, hal ini merupakan bentuk ketidakmampuan negara memperhatikan rakyatnya. Ke depan, pembangunan harus diprioritaskan untuk masyarakat lapisan bawah.

Hary menyayangkan dicabutnya subsidi untuk masyarakat bawah. Seharusnya, pemerintah melindungi mereka dengan menaikkan subsidi. Mulai subdisi kesehatan, pendidikan, hingga perumahan.

"Untuk itu, Hanura menginginkan perubahan. Yakni Indonesia menjadi negara maju, dimana negaranya mapan dan negara bisa berbuat lebih banyak untuk rakyat," tambahnya. [ton]

Tidak ada komentar: