BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 28 Maret 2014

Pemasang Spanduk 'Menerima Serangan Fajar' Ditangkap, Niatnya Pantau Pemilu

Purwo S - detikNews

Pacitan - Polisi akhirnya berhasil menangkap pemasang spanduk provokatif bertuliskan 'Menerima/menunggu Serangan Fajar' di Pacitan. Pelaku berniat memantau pemilu, terutama memastikan ada tidaknya money politic. 

Pelaku berinisial MH (44), warga Arjosari Pacitan. Jumat (28/3/2014), ia diperiksa selama satu jam di Mapolres Pacitan.

Kapolres Pacitan AKBP Aris Haryanto mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku sengaja memasang alat peraga untuk menguak kemungkinan adanya politik uang menjelang pemilu. Karenanya, selain menuliskan 'menerima/menunggu serangan fajar', pelaku juga mencantumkan nomor telepon yang dapat dihubungi.

Pelaku berharap, spanduk yang terpampang di seberang jalan di jalur Pacitan-Ponorogo menyita perhatian pengguna jalan. Termasuk di antaranya parpol maupun caleg yang akan berlaga pada pesta demokrasi, 9 April mendatang. Nah, jika ternyata ada pihak yang terpikat dan mengajaknya bertransaksi barulah pelaku akan melaporkan yang bersangkutan ke Panwaslu.

"Niatnya hanya ingin mengetahui apakah ada money politic. Jadi dia melakukannya dengan cara memasang spanduk seperti itu," terang Aris kepada detikcom.

Masih menurut Kapolres, baik secara materiil maupun formil, tindakan pelaku tidak termasuk ranah pidana pemilu. Ini karena spanduk yang selama 5 hari bertengger di teras salah seorang warga, tidak mencantumkan gambar parpol maupun caleg.

Demikian pula dengan dampak yang ditimbulkan. Sejauh ini penyidik belum mendapatkan bukti terkait adanya warga yang terprovokasi akibat tindakan pelaku. Polisi sendiri mengutamakan upaya pencegahan terhadap setiap potensi kerawanan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Termasuk di antaranya kemunculan spanduk yang terpasang di salah satu rumah di Desa Arjosari tersebut.

"Hal-hal semacam itu kan bisa menimbulkan multipenafsiran bagi masyarakat. Oleh karena itu secepatnya kita turunkan. Dan pasti kalau dibiarkan akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," imbuh Kapolres.

Makin dekatnya pelaksanaan pemilu, lanjut kapolres, membuat korps baju cokelat merapatkan barisan. Bukan hanya kegiatan patroli maupun pengamanan kegiatan yang mendatangkan banyak orang, petugas di lapangan diminta lebih peka terhadap perkembangan di masyarakat.

Melalui kerjasama 3 pilar (babinkamtibmas, babinsa, dan kepala desa), polisi diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap dinamika yang ada. Dengan begitu, kasus semacam spanduk provokatif di Arjosari tidak akan muncul di tempat lain.

Tidak ada komentar: