M Iqbal - detikNews
Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan angkat bicara soal
kelompok yang menentang Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
sehingga muncul gubernur tandingan. Zulkifli mengajak masyarakat tidak
mengkritik Ahok karena latar belakang pribadi Ahok, tapi gagasan dan
pemikirannya.
Hal itu disampaikan saat memberi kuliah pada
seminar nasional bertema 'Potret Komunikasi Politik Parlemen RI' di
kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Cirendeu, Tangsel,
Sabtu (13/12/2014).
"Soal Ahok boleh dikritisi, tapi konsep dan
pemikirannya. Tidak boleh karena Tionghoa. Soal suku, agama dan ras
sudah selesai. Itu janji kemerdekaan kita," kata Zulkifli dalam konteks
kebangsaan kepada sekitar 300 mahasiswa yang hadir.
"Tidak ada
Undang-undang yang melarang anak bangsa apapun untuk tidak boleh jadi
apapun di negara ini. Itu tugas pokok kita dengan pemerintah untuk
memenuhi janji politik dalam perilaku kita sehari-hari," imbuhnya.
Olehkarena
itu menurut Zulkifli, tugas MPR dalam mensosialisasikan 4 pilar negara
yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI menjadi tugas
bersama seluruh anak bangsa termasuk kelompok-kelompok yang ada di
negara ini.
"Sungguh kita ingin jadikan 4 konsensus dasar negara
itu jadi perilaku sehari-hari. Tidak ada tempat bagi isu ras, suku
agama. Siapapun dia anak bangsa Indonesia tidak UU yang melarang dia
bercita-cita setinggi apapun," tegas Zulkifli.
Sebagaimana
diketahui, penolakan terhadap Ahok sebagai gubernur DKI bergulir dari
kelompok yang mengatasnamakan agama di antaranya Front Pembela Islam
(FPI). Belakangan mereka membentuk gubernur tandingan sendiri sebagai
bentuk protes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar