Elza Astari Retaduari - detikNews
Jakarta - KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut ada
tembakan dari atas bukit saat terjadinya kerusuhan di Pania, Papua.
Meski tidak mengatakannya secara gamblang, Gatot mengindikasikan ada
keterlibatan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam kerusuhan yang
menewaskan 4 orang warga tersebut.
"Di sana itu ada semacam
taktik bebek namanya. Taktik bebek itu, rakyat dikedepankan dan dari
belakang ada tembakan gitu. Jadi kita lihat di sananya, bagaimana
kejadiannya," ungkap Gatot di Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Rabu
(10/12/2014).
Jenderal Bintang 4 ini juga mengatakan, pada saat
kerusuhan yang terjadi pada Senin (8/12) lalu itu, terdapat letusan
tembakan dari arah bukit. Sementara pasukan prajurit TNI dan personel
Polisi tidak ada di atas.
"Kebetulan saya mendengar dari Panglima
TNI dan Kapolri, dan saya mendengar dari Polda dan Kodam juga.
Sebelumnya dari atas bukit itu sudah ada tembakan juga," kata Gatot.
"Soalnya
tidak ada pasukan di atas bukit itu. Di bawahnya itu kan ada Koramil
dan Polsek di dekat situ. Kalau di atas bukit ada tembakan, sedangkan
TNI tidak ada dan Polisi tidak ada di situ. Jadi siapa itu. Nah itu
saja," sambungnya.
Gatot pun mengaku pihaknya tidak dapat
mengesampingkan adanya kemungkinan keterlibatan OPM dalam kerusuhan
tersebut. Hingga kini TNI dan Kepolisian masih bekerja sama untuk
mengusutnya.
"Sekarang kita lihat, apa yang sebenarnya terjadi di
sana. Kemudian kita juga tidak bisa lepas dari tanggal 1 Desember (HUT
OPM). Di Painia, komunikasi kan terbatas. Jadi kemarin Asintel dan
Ditserse Polda Metro sudah ke sana. Nanti mereka akan buat laporan dan
yang melaporkan Panglima TNI dan Kapolri. Saya hanya mengirim pasukan
saja di sana," tukas Gatot.
Sementara itu Panglima TNI Jenderal
Moeldoko sendiri tidak dapat memungkiri saat ini gerakan OPM sudah
semakin terbuka. Sekitar 100 warga Papua pada HUT OPM 1 Desember lalu
berdemo di Bundaran Hotel Indonesia meminta kemerdekaan Papua sambil
membawa bendera Bintang Kejora.
"Kalo dari politik, TNI tak bisa
berbuat kita main di ruang intelijen dan teritorial. Tidak bisa lebih
dari itu karena ini politik. Kalau bersenjata biasanya kita lihat polisi
minta bantuan, kita turunkan (pasukan)," ucap Moeldoko di lokasi yang
sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar