Didi Syafirdi - detikNews
Jakarta -
Anggota DPR dinilai tidak pantas mengeluhkan soal
jajanan saat rapat. Dengan penghasilan besar seharusnya anggota dewan
fokus bekerja untuk rakyat, jangan lagi berfikir untuk kepentingan diri
sendiri.
"Memalukan, seharusnya berfikir untuk rakyat. Masih
banyak rakyat miskin, pengangguran," kritik Sosiolog Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Musni Umar saat dihubungi detikcom,
Rabu (15/2/2012).
Menurut Musni, gaya hidup para anggota dewan
luar biasa mewah. Sangat tidak etis meributkan soal makanan, karena para
politikus Senayan bisa merogoh koceknya untuk membeli makanan yang
mereka inginkan.
"Kenapa ribut soal makanan?. Gaji sudah besar sudah kelebihan gizi, rakyat yang kekurangan," kata Musni.
Musni
melihat anggota DPR memang tidak pernah peka terhadap apa yang
diinginkan oleh rakyat. Bahkan mereka seperti tidak malu kepada rakyat
dengan mengelurakan pernyataan seperti itu.
"Hanya urus peru sendiri, harusnya mereka merenung dan berfikir bekerja untuk rakyat," tuturnya.
Dengan pernyataan seperti itu kata usni, rakyat akan semakin kecewa terhadap DPR secara lembaga.
"Rakyat
marah betul semakin antipati. Kepercayaan terhadap DPR semakin merosot
bisa tidak dianggap sebagai wakil rakyat," tandasnya.
Sebelumnya,
anggota DPR yang juga Wakil Ketua BURT DPR dari PKS, Refrizal
mengeluhkan jajanan rapat yang itu-itu saja. Saat anggaran untuk jajanan
rapat sudah dinaikkan pun, makanan yang dihidangkan pihak Setjen DPR
dinilai tak ada perubahan.
"Yah memang banyak yang nilainya tidak
pantas. Seperti harga konsumsi ringan untuk anggota DPR yang mencapai
Rp 20 ribu rupiah, yang berisi 3-4 potong makanan ringan, menurut saya
tidak pantas. Dulu harganya itu Rp 7.500, tahun lalu Rp 15.000 dan tahun
ini kita naikkan sampai Rp 20.000, tapi makanannya selalu sama tidak
ada yang berubah atau ditingkatkan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar