Salma Muslimah - detikNews
Jakarta,
Seluruh jenazah korban kecelakaan pesawat Sukhoi
SuperJet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat, akan diserahterimakan Rabu
(23/5). Besok, keluarga juga diperkenankan untuk melihat jenazah anggota
keluarganya yang menjadi korban Sukhoi. Namun jika tidak kuat, keluarga
disarankan untuk tidak melihatnya.
"Bukan kami tidak mau
keluarga yang mau lihat, tapi secara mental psikologis kadang-kadang
tidak nyaman untuk keluarga. Mungkin ini akan membuat trauma
berkepanjangan. Kalau tidak kuat, saran kami untuk tidak melihat," ujar
Direktur Eksekutif DVI Polri, Kombes Anton Castilani, di RS Polri
Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (21/5/2012).
Namun
demikian, Anton mengatakan pihaknya tetap menyiapkan tim psikolog untuk
memberi kenyamanan psikologis terhadap keluarga korban Sukhoi. "Pada
posko antemortem, kita siapkan tim psikolog untuk mendampingi dan
interview, meyakinkan yang bersangkutan punya mental dan psikologi yang
cukup kuat atau mampu untuk melihat jenazah yang kurang baik," jelasnya.
Anton mengatakan keluarga korban diperkenankan melihat jenazah
anggota keluarganya pada Selasa (22/5) pukul 13.00 WIB siang. Keluarga
yang diperkenankan tentu keluarga dekat.
"Tapi ya pasti dibatasi.
Kalau semua orang masuk, tidak muat. Nanti bisa kacau. Jadi nanti
diperkenanakan untuk melihat, terus ada surat yang perlu
ditandatangani," tutur Anton.
Hari ini, tim gabungan Disaster
Victim Identification (DVI) Mabes Polri dan Rusia melakukan rekonstruksi
terhadap bagian-bagian tubuh korban Sukhoi yang ditemukan. Berdasarkan
data hasil kerja tim DVI, jumlah dan nama-nama korban sesuai dengan
manifest penerbangan Sukhoi SuperJet 100 ketika melakukan joy flight 9
Mei lalu. Yaitu 45 orang korban yang terdiri dari 35 orang WNI dan 10
orang WNA. Dari sisi jenis kelamin, 45 korban tersebut terdiri dari 31
pria dan 14 wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar