INILAH.COM, Jakarta - Permintaan dana Pemilu 2014 sebesar Rp
16,2 triliun oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai Koordinator
Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti sebagai hal yang
mencengangkan.
Pasalnya permintaan anggaran tersebut
nilainya hampir mencapai dua kali lipat dari Pemilu 2009 lalu yang hanya
menghabiskan anggaran Rp 7 triliun.
"Apakah yang membuat dana
Pemilu sehingga membengkak? Dengan dana sebesar itu, apakah Pemilu akan
jauh lebih baik?,"tegas Ray kepada INILAH.COM, (29/5/2012).
Pertanyaan
lain, kata dia, yakni apakah anggaran sebesar itu dapat menjamin bahwa
KPU akan secara otomatis menghilangkan kebiasannya menjalin kerjasama
dengan lembaga donor asing. Untuk menjawab pertanyaan ini, Ray meminta
KPU dibawah kepemimpinan Husni Kamil Manik lebih terbuka dan transparan.
Yakni dengan menjabarkan faktor apa saja yang membuat anggaran Pemilu
2014 mencapai dua kali lipat dari pemilu 2009.
"Dengan dana
sebesar itu, terlihat belum ada sikap tegas dari KPU untuk menyatakan
dengan tegas tidak akan meminta atau menerima dana dari negara atau
lembaga asing terkait dengan pengelolaan tahapan Pemilu,"ucap Ray.
"Komponen
mana yang berat dan akibatnya mahal. Apakah komponen itu bersifat wajib
atau hanya penunjang. Kewajiban terbuka menjadi sarat utama untuk
melihat apakah dana itu realistis dan rasional,"pungkasnya. [ton]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar