INILAH.COM, Jakarta - Mahasiswa melalui Masyarakat Mahasiswa
Universitas Trisakti (MM Usakti) meminta pemerintah untuk mengintervensi
konflik yang menimpa perguruan tinggi reformasi tersebut.
Presiden
Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti Sandy Mandela Simanjuntak
mengatakan konflik terjadi hampir 10 tahun. Akreditasi untuk sejumlah
program studi menurun.
Tak hanya itu, jumlah mahasiswa yang
kuliah di universitas reformasi itu juga menurun drastis akibat
pertikaian pihak yayasan dengan rektorat. Ini semua karena konflik
berkepanjangan antara pihak Universitas Trisakti dan Yayasan Trisakti.
"Konflik
yang berlangsung pada 2002 hingga kini, berdampak negatif pada kami.
Apa yang kami bayar tidak sebanding dengan apa yang kami dapatkan,”
jelas Sandy, Jakarta, Minggu (27/5/2012).
Menurut Sandy,
pihaknya, tidak pernah mencampuri proses hukum, baik menolak atau
mendukung keputusan hukum yang telah ditetapkan. "Yang kami tuntut agar
konflik ini segera diselesaikan karena mengganggu kondusifitas proses
belajar mengajar,” tambah Paulus Greogorius Sole, Ketua Kongres
Mahasiswa.
Sementara, dampak konflik itu juga membuat kepercayaan
untuk kuliah di sana menurun. Pada 10 tahun lalu sebelum konflik itu
terjadi jumlah mahasiswa mencapai 33 ribu, dan sekarang hanya 18 ribu.
Ini berarti telah terjadi penurunan minat hingga hampir 50 persen.
Karenanya,
masyarakat mahasiswa Universitas Trisakti meminta pemerintah untuk
intervensi dalam menyelesaikan masalah ini. Mahasiswa juga tidak akan
turut campur proses eksekusi pada Senin, 28 Mei 2012. Mereka hanya
memantau agar proses itu sesuai dengan peraturan berlaku. [bar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar