RMOL.Tingginya kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) terhadap perekonomian nasional mestinya mendapat fasilitas
dan dukungan penuh.
Bila melihat data statistik, jumlah UMKM kurang lebih 55,2 juta
unit atau 99,99 persen dari jumlah pelaku usaha nasional yang
menyumbang Rp 3.466,39 triliun atau 57,12 persen terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) nasional.
Selain itu, UMKM berkontribusi menyerap tenaga kerja sebanyak
101.72 juta atau 97,24 persen dari penyerapan tenaga kerja nasional.
“Ironis bila kita melihat kontribusi UMKM yang begitu besar
terhadap perekonomian bangsa, tapi para pelaku belum mudah mendapatkan
dana modal usaha,” kata Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana
Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Kemas
Danial.
Menurut dia, selama ini permasalahan yang dihadapi koperasi dan
UMKM mendapatkan pencairan dana pinjaman antara lain, kualitas SDM
baik dari segi keterampilan teknis maupun manajerial yang masih kurang
baik sehingga perlu ditingkatkan. Termasuk, kemampuan koperasi dan
UMKM dalam penguasaan faktor produksi, khususnya modal dan teknologi
masih terbatas.
Selain itu, para pelaku juga masih memiliki keterbatasan mengakses
dana pinjaman kepada sumber daya produktif. Khususnya sumber daya
pembiayaan yang berasal dari kredit perbankan dan akses pasar.
Karena itu, Kemas mengaku pihaknya akan mempermudah syarat pinjaman
bagi pelaku koperasi sambil melancarkan sejumlah strategi. Dengan
demikian, tidak ada lagi alasan bagi koperasi dan UMKM sulit mengakses
dana bergulir.
Kemas juga mengemukakan, ada tantangan lain yang dihadapi lembaganya
soal LPDB. Pasalnya, masyarakat belum mengenal secara luas jasa
layanan tersebut.
Karena itu, pihaknya akan meningkatkan promosi agar eksistensi LPDB
lebih dikenal luas. Termasuk meningkatkan kerja sama sosialisasi dengan
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Agus Muharam menambahkan, penyaluran LPDB-UMKM secara nasional tahun
lalu melampaui target yang ditetapkan Kementerian Keuangan yakni
mencapai Rp1,9 triliun.
Menurut dia, sasaran utama penyalurannya adalah sektor UMKM yang
diharapkan terus tumbuh tiap tahun. Ia optimis, penyaluran tahun ini
akan kembali mencapai target menyusul iklim usaha UMKM yang terus
positif.
“Penyaluran fokus dilakukan bagi pelaku usaha mikro kecil.
Kementerian akan terus mendorong pemberdayaan dan peningkatan
kapasitas serta daya saing UMKM dan koperasi,” kata Agus. [Harian Rakyat
Merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar