Sukma Indah Permana - detikNews
Jakarta - Proyek jalan non tol Tanah Abang-Kampung
Melayu saat ini terhenti atau mangkrak di ruas Jl Mas Mansyur karena
kekurangan anggaran dan kontraktor belum dibayar. Pemprov DKI tak akan
memberi ampun kalau anggaran proyek ini ternyata dikorupsi.
"Kita
lagi audit, kalau ada yang begitu (korupsi), ya kita penjarain,
laporin, nggak saya kasih ampun, kurang ajar namanya itu. Ngurangin
volume kerja tuh kurang ajar, itu manipulasi, korupsi itu, jelas kalau
soal itu," tegas Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (Ahok)
saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Rabu (24/4/2013).
Seperti
diketahui pada era Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, awalnya jalan non
tol tersebut dijadwalkan selesai Juni 2012. Namun target tak tercapai,
sampai diubah hingga akhir 2012, walaupun sudah diubah tetap saja tak
mencapai target hingga kini.
Akhirnya saat ini, proyek jalan non
tol tersebut mengkrak karena dihentikan oleh salah satu kontraktor yang
belum dibayar. Pihak Adhi Karya sebagai salah satu kontraktor menyatakan
tidak bermasalah dengan proyek tersebut, mungkin masalah dialami
kontraktor lain.
Selain Adhi Karya, kontraktor lain yang
mengerjakan proyek ini ialah PT Wijaya Karya Tbk dan PT Istaka Karya.
Panjang jalan layang tersebut membentang dari jalan KH Mas Mansyur Tanah
Abang hingga ke Kampung Melayu sepanjang 2,3 km.
Pada saat ini,
Ahok meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit proyek ini, kenapa dana
bisa kurang dan proyek terus molor.
Jalan layang non-tol Tanah
Abang-Kampung Melayu terdiri dari 3 paket yaitu paket Jl Satrio
sepanjang 850 meter (kontraktor PT Adhi Karya), paket Jl Casablanca (PT
Wijaya Karya) sepanjang 1.125 meter dan paket Jl Mas Mansyur sepanjang
725 meter (PT Istaka Karya). Paket Jl Mas Mansyur inilah yang mangkrak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar