Triono Wahyu Sudibyo - detikNews
Jakarta - Andry Susanto (32) atau akrab disapa Tato
termasuk salah satu relawan yang turun ke kawah Merapi untuk
mengevakuasi jenazah Erri Yunanto (21), mahasiswa Univesitas Atma Jaya
Yogyakarta. Anggota SAR DIY itu mengaku sempat deg-degan sebelum masuk
kawah. Ini cerita lengkapnya.
Saat berangkat ke Merapi pada hari
Sabtu (16/5) lalu, Tato dan teman-teman sudah menyusun beragam rencana.
Termasuk soal siapa yang nanti masuk kawah. Sebagian mengajukan diri,
sebagian ditunjuk berdasarkan kemampuan dan kesiapan.
Sesampai
di puncak Merapi, tim evakuasi dari berbagai organisasi sudah berkumpul.
Masing-masing berbagi peran. 6 Orang di antaranya masuk ke kawah saat
temperatur kawah memungkinkan. Karena medannya vertikal, tim kecil ini
menggunakan tali layaknya panjat tebing. Mereka turun perlahan hingga di
titik 'blank 50'.
"Blank 50 ini merupakan titik teraman.
Jaraknya 50 meter dari kawah atau 150 meter dari bibir kawah," kata Tato
kepada detikcom melalui telepon, Rabu (20/5/2015).
"Sempat deg-degan juga. Tapi karena sebelumnya kondisi sudah dipantau (dengan drone dan kamera thermal), kami tenang," imbuhnya.
Dari
titik blank 50, salah satu anggota tim turun lagi dengan menggunakan
masker dan tabung oksigen. Ternyata asap sulfatara tidak terlalu pekat,
sehingga posisi jenazah Erri bisa diketahui. Kemudian tim di bibir kawah
diminta menurunkan tali untuk mengangkat jenazah.
"Ini evakuasi
paling sulit, sebelumnya saya tidak pernah mengevakuasi korban di kawah.
Semoga ini pertama dan terakhir," jelas Tato.
Senin (18/5),
jenazah Erri diikat. Kemudian keesokan harinya diangkat dengan tali.
"Kami bersyukur tidak ada halangan, semua lancar," kata Tato.
Bagi
banyak orang, aksi Tato dan relawan termasuk heroik. Tapi Tato tak mau
disebut seperti itu. Ia mengaku hanya menjalankan tugas. Menurut dia,
tidak ada yang lebih membahagiakan selain suksesnya evakuasi. Usai
evakuasi, tidak ada perayaan khusus di kantornya. Tato pulang ke
Yogyakarta bersamaan dengan pemakaman Erri di Sleman, Selasa (19/5)
malam.
"Nggak, nggak liburan. Ini (saya) di rumah. Cukup ketemu
keluarga saja sudah senang," tutup lajang yang di Kantor SAR DIY biasa
menangani dokumentasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar