Bandarlampung (ANTARA News) - Pemerintah Nepal memberikan penghargaan
kepada dua dokter dan satu perawat Indonesia yang telah memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat korban gempa di Desa Satunggal
Distrik Chandragiri, Kathmandu, Nepal.
"Pada Minggu siang, kami melaporkan diri kepada Foreign Medical Team untuk
yang terakhir kali sebelum pulang ke Indonesia," kata Andreas Andoko,
dokter asal Indonesia yang tergabung dalam Humanitarian Forum Indonesia,
saat dihubungi dalam perjalanan pulang dari Nepal ke Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan pihaknya sudah menyerahkan daftar jumlah pasien
berikut daftar lima kasus tertinggi yang ditangani di posko kesehatan
Indonesia.
"Kami juga harus menyerahkan daftar barang dan obat; yang kami serahkan kepada health center di Satungal dan pihak Tentara Negara Nepal," kata dokternya.
Mantan Direktur RS Imanuel Bandarlampung itu menyebutkan ada
sebanyak 573 kasus yang ditangani posko kesehatan Indonesia di Desa
Satungal Nepal.
Dia meyebutkan pihak Kementerian Kesehatan dan Populasi Nepal
menyatakan rasa senangnya atas bantuan kemanusiaan yang diberikan
pemerintah Indonesia.
Sehubungan telah berakhirnya masa tugas tim kesehatan Indonesia
yang di bawah koordinasi Humanitarian Forum Indonesia itu, pemerintah
Nepal melalui Pejabat Kementerian Kesehatan dan Populasi yang dalam hal
ini diwakili oleh Dr Guna Raj Lohani dari Health Emergency Operation
Center of MOHP, memberikan sertifikat penghargaan kepada ketiga tenaga
medis Indonesia itu.
Ketiga tenaga medis Indonesia dinilai telah bekerja baik, serta telah memenuhi syarat dan kualifikasi pelaporan yang benar.
Indonesia sejauh ini sudah dua kali mengirimkan tim kemanusiaan
untuk membantu masyarakat Nepal setelah negara itu dihantam gempa 7,9 SR
pada 25 April 2015.
Tim pertama berangkat pada 28 April 2015 di bawah koordinasi Badan
Nasional Penanggulangan Bencana. Mereka terdiri dari personel TNI,
Kemenkes dan BNPB. Fokus bantuan mereka pada pelayanan rumah sakit
lapangan dan pengiriman logistik.
Pemerintah Nepal menetapkan Desa Satunggal Distrik Chandragiri,
Kathmandu sebagai daerah operasi operasi Tim Pertama Kemanusiaan
Indonesia itu, dan tugas mereka berakhir pada 15 Mei 2015.
Sedangkan Tim Kedua berangkat di bawah koordinasi Humanitarian Forum
Indonesia. Anggota Forum yang memberangkatkan Tim Kedua ini adalah
relawan Rebana (dr Andreas Andoko), Muhamadiyah Disaster Management
Center (dr Corona Rintawan), dan Yakkum Emergency Unit (Zr Heri
Purwadi). Tim kedua ini berangkat pada Sabtu (16/5) dari Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar