Moksa Hutasoit - detikNews
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutarakan
kekesalannya saat membuka Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah di BPKP.
Penyebabnya karena kinerja para pengawas ini yang masih jauh dari
memuaskan.
Sebelum masuk acara, Jokowi mendapat laporan dari
Kepala BPKP Ardan Adiperdana tentang internal audit mereka. Hasilnya di
level terburuk Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, tercatat ada 85
persen. Level berikutnya masih cukup banyak, sekitar 14 persen.
Sedangkan di level 3, hanya ada 1 persen.
"Saya kaget sekali tadi
dapat laporan ini," kata Jokowi di BPKP, Jalan Pramuka, Jakarta Timur,
Rabu (13/5/2015). Suasana ruangan pun langsung hening.
Arti data
itu menunjukan para pengawas internal di Kementerian, pemerintah daerah
belum bisa beri jaminan kehadiran tata kelola pemerintahan yang baik.
Ini termasuk soal pencegahan korupsi.
"85 persen, aparat pengawasan intern kita belum dapat beri jaminan tata kelola pemerintahan yang baik," lanjutnya.
Level
yang berisi 1 persen itu artinya aparat pengawasan dapat beri penilaian
tentang efektivitas, efisiensi serta akuntabilitas pemerintahan. Jokowi
memberi target lima tahun agar kondisi ini bisa diubah.
"Agar
dalam lima tahun ke depan, mengenai hasil ini bisa diubah, bisa dibalik
mestinya. Level III 85 persen. Level I yang 1 persen. Ini fakta,"
tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar