VIVA.co.id - Setelah mengalami kenaikan, harga minyak dunia menurun pada akhir pekan lalu. Meski demikian, stabilitas harga sudah mulai terjadi karena pada penutupan pasar komoditas, Jumat lalu, minyak dunia dipatok lebih tinggi dibanding hari sebelumnya.
Dikutip dari Reuters, Senin 18 Mei 2015, harga minyak West Texas
Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Juni ditutupp turun 19 sen
menjadi US$ 59,69 per barel. Sementara itu, minyak Brent untuk
perngiriman Juli dijual 10 sen lebih tinggi yaitu US$67 per barel atau
lebih rendah satu persen dibanding awal sesi pekan lalu.
Harga minyak tetap stabil karena perusahaan jasa pengeboran minyak
Baker Huges melaporkan bahwa pasokan minyak dunia dari ladang minyak di
Amerika Serikat (AS) mulai berkurang saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa
tren penurunan harga minyak dunia akan segera berakhir setelah jatuh
sebesar 60 persen dari Juni tahun lalu.
Penurunan itu terjadi karena investor terus menutup mata pada meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Turunnya pasokan minyak AS terlihat dari berkurangnya rig yang saat
ini dioperasikan. Jumlah rig yang beroperasi selama delapan minggu
terakhir berkurang 660 unit, Saat ini rig yang dioperasikan sebanyak
1.531 unit.
Badan energi internasional mengatakan, Organisasi Negara-negara
Pengekspor Minyak (OPEC) saat ini memompa dua juta barel minyak per hari
lebih dari kebutuhan dunia. Sedangkan, Lembaga Administrasi Informasi
Energi AS mengatakan, stok dunia meningkat 1,95 juta barel per hari pada
kuartal ini dan akan terus meningkat setidaknya sampai 2016.
Analis mengatakan, konsumsi minyak AS akan diperkirakan akan
meningkat. Jika tidak ada gangguan tak terduga seperti bencana alam dan
beberaa hal lainnya, produksi minyak global akan berjalan dengan baik.
"Tentu, permintaan bensin AS menguat, tapi kami masih memiliki
hampir 485 juta barel dalam persediaan minyak mentah. Itu satu ton
pasokan," kata Chris Jarvis pada Caprock Risk Management di Frederick,
Maryland.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar