Pewarta: Sumarwoto
Cilacap (ANTARA News) - Pertamina Refinery Unit IV Cilacap menyatakan
bahwa dapat mengatasi gangguan fasilitas bongkar muat minyak mentah yang
berstruktur apung di lepas pantai (Single Point Mooring/SPM) sekira 16
mil laut sebelah selatan Cilacap, Jawa Tengah.
"Gangguan fasilitas SPM pada sambungan pipa karet yang diduga
akibat ombak besar itu dapat diatasi karena Pertamina segera menurunkan
tim penyelam bawah air yang andal bisa bekerja meskipun dalam kondisi
ombak cukup besar," kata Public Relations Section Head Pertamina RU IV
Cilacap Musriyadi di Cilacap, Sabtu.
Dengan demikian, menurut dia, kegiatan bongkar muat minyak mentah
yang sempat terhenti sementara waktu pun sudah dapat beroperasi kembali
seperti biasa.
Terkait dengan ceceran minyak mentah di perairan Cilacap akibat
rusaknya fasilitas bongkar muat tersebut, dia mengatakan bahwa hal itu
sudah dapat diatasi sehingga tidak mengganggu masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
"Ini merupakan wujud kepedulian Pertamina terhadap lingkungan," katanya.
Musriyadi
mengatakan bahwa operasional kilang Pertamina RU IV Cilacap tetap aman
dan tidak terganggu, meskipun terjadi gangguan pada fasilitas SPM
Menurut dia, hal itu disebabkan stok minyak mentah di kilang
Pertamina RU IV Cilacap masih mencukupi kebutuhan pengolahan bahan bakar
minyak (BBM) untuk beberapa hari ke depan.
"Pertamina RU IV telah membentuk tim untuk melakukan evaluasi dan
kajian terhadap fasilitas yang terpasang saat ini guna menghindari
kejadian tersebut terulang lagi pada masa yang akan datang," katanya.
SPM Pertamina RU IV Cilacap yang berlokasi sekira 16 mil laut
sebelah selatan Cilacap atau sekitar perairan selatan Pulau
Nusakambangan mengalami kerusakan pada sambungan pipa karet (rubber hose) yang digunakan untuk menyalurkan minyak mentah dari kapal tanker menuju kilang.
Kerusakan tersebut terjadi pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 22.54
WIB, dan pada saat yang sama sedang dilakukan aktivitas bongkar muat
minyak mentah dari sebuah kapal tanker.
Akibatnya, minyak mentah yang disalurkan melalui pipa karet bawah
laut itu merembes keluar dari sambungan sehingga tercecer di perairan
selatan Nusakambangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar