Pewarta: M. Ali Khumaini
Purwakarta (ANTARA News) - Pesawat terbang tanpa awak atau "Unmanned
Aerial Vehicle" buatan Indonesia Maritime Institute siap dioperasikan di
wilayah perbatasan untuk kegiatan pengawasan wilayah.
"Jika dipercaya negara, kami siap memproduksi lebih banyak pesawat
terbang tanpa awak ini," kata Direktur Eksekutif Indonesia Maritime
Institute Dr Y Paonganan, Ssi, Msi, di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa.
Pesawat terbang tanpa awak yang dinamakan OS-Wifanusa itu terbang
secara mulus saat diuji coba di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta,
Jawa Barat (19/5).
Ia memastikan, pesawat terbang tanpa awak ini murni buatan
Indonesia, memiliki kemampuan yang tidak kalah dibandingkan dengan
produksi dari negara lain.
Pesawat terbang tanpa awak yang diproduksi ini mempunyai kemampuan
lepas landas dan mendarat di sungai, danau, laut serta darat. Mesin
pesawat itu dua tak, dengan kapasitas 170 CC serta mampu mengangkat
pesawat dengan beban 60--70 kilogram.
"Untuk lepas landas di air, pesawat ini hanya membutuhkan jarak
sekitar 50 meter. Sedangkan untuk di darat hanya butuh landasan tanah
rata sekitar 30--40 meter," kata dia.
Pesawat terbang tanpa awak yang proses risetnya berlangsung sekitar
dua tahun ini memiliki kemampuan terbang selama lima jam. Sedangkan
jarak tempuhnya mencapai 100 kilometer atau 200 kilometer pulang-pergi.
Untuk bahan bakar pesawat ini pertamax.
Ia mengatakan, pesawat terbang tanpa awak ini ditargetkan bisa
digunakan negara. Diantaranya bisa dimanfaatkan untuk militer dalam
membantu pengawasan daerah.
"Ada dua fungsi pesawat ini, yakni untuk foto udara serta untuk
pengawasan wilayah. Selain itu, pesawat ini juga bisa diproyeksikan
sebagai pesawat mata-mata dalam militer," kata dia.
Jika pesawat ini digunakan untuk negara dan harus memenuhi
spesifikasi militer, Indonesia Maritime Institute siap memenuhi standar
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar