Pewarta: Michael TA
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri
Jakarta Jimmy Paat mengingatkan bahwa persiapan untuk masuk perguruan
tinggi negeri (PTN) tidak hanya melalui program-program yang diberikan
lembaga bimbingan belajar
"Para siswa harus diyakinkan bahwa mengikuti bimbingan belajar itu
hanya salah satu dari banyak cara persiapan masuk PTN," kata Jimmy Paat
ketika dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Menurut Jimmy, pihak sekolah yang harus mengemban tanggung jawab
untuk terus memberikan keyakinan tersebut agar para siswa tidak terlalu
menggantungkan persiapan masuk PTN melalui bimbingan belajar, yang
semakin marak menjelang Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN).
Dosen UNJ tersebut juga menyatakan sekolah bisa membuka pemikiran
murid-muridnya bahwa masuk perguruan tinggi negeri favorit, yang
ukurannya ditentukan dengan peringkat, bukanlah segala-galanya.
"Sekolah bisa mengarahkan siswanya untuk mencari universitas atau
sekolah-sekolah tinggi yang memiliki karakteristik tertentu, yang
membuat mereka tidak harus mengikuti bimbel. PTN itu bukan satu-satunya
jalan hidup mereka," tutur Jimmy.
Selain itu, dia melanjutkan, para siswa lulusan SMA sederajat
tersebut harus diingatkan bahwa untuk masuk PTN tidak harus dengan
bimbingan belajar.
"Ada beberapa orang yang bisa masuk PTN, bahkan yang favorit, tanpa melalui bimbel," tuturnya.
Menjelang SBMPTN yang akan dilaksanakan pada 9 Juni 2015, beragam
lembaga bimbingan belajar memang gencar menawarkan program "intensif"
untuk siswa SMA/SMK yang baru melaksanakan UN dan para alumni.
Ada pun biaya yang ditawarkan cukup beragam. Beberapa lembaga
bimbingan di wilayah Jakarta menawarkan harga mulai dari Rp1 juta hingga
Rp9 juta per peserta.
Berbagai fasilitas juga disediakan, mulai dari kebebasan untuk
berdiskusi dengan pengajar kapan saja, fasilitas penginapan hingga janji
memberikan pengembalian uang (cash back) jika tidak lulus PTN yang
diinginkan.
Namun, mahalnya biaya tersebut tidak menghalangi para siswa untuk mengikuti program bimbel.
"Antusiasme para siswa untuk mengikuti program intensif tahun 2015
cukup tinggi," kata Kepala Cabang Lembaga Pendidikan KSM wilayah
Salemba, Jakarta Pusat, Aida Fitriani kepada Antara.
Sebagai buktinya, ujar Aida, ratusan kursi yang disediakan lembaga
tersebut terisi penuh oleh para siswa yang akan berjuang melewati UN,
sejak program intensif dimulai pada 25 April 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar