Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Jakarta (ANTARA News) - Setelah pemerintah mengumumkan pembubaran Petral
(Pertamina Energy Trading Limited) pada Rabu (13/5), Pertamina berhasil
menghemat Rp250 miliar per hari.
"Transaksi (impor minyak) yang
beredar tiap hari sebesar 150 juta dolar AS atau setara Rp1,7 triliun
per hari, setelah pembubaran Pertamina menghemat 22 jiuta dolar Amerika
(setara Rp250 miliar," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Sudirman Said saat diskusi "Energi Kita" di Jakarta, Minggu.
Dia
mengatakan pembubaran Petral bukanlah hal yang sulit karena yang
dibutuhkan pemerintah adalah keberanian dan komitmen untuk mewujudkan
tata kelola migas yang bersih.
"Ini suatu yang sederhana hanya
soal keberanian memberantas yang mau menyogok. Bukan enggak boleh
jualan, hanya saja harus mengikuti tata kelola yang berlaku," kata
Sudirman.
Meskipun banyak pihak yang tidak setuju dengan
pembubaran Petral, Sudirman tidak takut jika kebijakan tersebut
mengancam jabatannya.
"Mandat saya pertama menertibkan
Kementerian ESDM, orang-orang yang melawan dan bikin repot adalah
orang-orang yang tidak mau ESDM tertib. Perkara menteri diganti
penertiban ESDM harus tetap jalan," kata Sudirman.
Ekonom Faisal Basri mengatakan pembubaran Petral tersebut memudahkan pemerintah untuk menjaring mafia migas.
� � "Itu seperti membakar sarang tawon, begitu sarangnya dibakar
tawonnya bertebaran. Ada yang ada emosi, sehingga memudahkan pemerintah
untuk memetakan orang dibaliknya," kata mantan tim Anti Mafia Migas
tersebut. � ***1***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar