JAKARTA –
Sekitar 50 ribu honorer kategori dua (K2) akan mengggelar aksi unjuk
rasa di depan Istana Presiden, Rabu (10/2). Khusus dari wilayah
Sumatera, massa sudah berangkat menuju Jakarta, kemarin (8/1). Mereka
akan mendesak Presiden Jokowi untuk mengangkat honorer K2 menjadi CPNS.
Mantan
Sekjen Forum Honorer Indonesia (FHI) Eko Imam Suryanto, mengatakan,upaya
honorer K2 dengan cara menggeruduk Istana merupakan langkah yang tepat.
Alasannya, upaya penyelesaian honorer K2 memang harus secara politis,
setelah upaya-upaya dialog tidak membuahkan hasil.
“Dan saya sangat setuju jika harus
dilakukan aksi nasional sebagai bentuk tekanan politik dan untuk
menunjukkan pada Presiden bahwa masih ada di negeri ini komponen
masyarakat yang perlu diperhatikan nasibnya, yang selama ini sudah
berjasa dalam mempeerlancar tugas negara, yaitu memberikan pelayanan
bagi rakyatnya,” beber Eko Imam kepada JPNN.
Mantan
guru honorer yang kini sudah menjadi guru PNS di SMP Negeri 23 Medan itu
mengatakan, langkah mendatangi Istana menjadi satu-satunya pilihan
ketika MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi sudah menyatakan takut dijerat kasus
hukum jika mengangkat honorer K2 menjadi CPNS.
Tapi
yang sangat disayangkan, sebelumnya Yuddy sudah pernah gembar-gembor
akan mengangkat honorer K2 menjadi CPNS. Belakangan sikapnya berubah
dengan alasan tidak ada payung hukum dan beratnya beban keuangan negara.
Eko
menilai, Yuddy tidak serius.”Menpan-RB memang tidak salah beralasan
ketiadaan anggaran atau payung hukum, tetapi kesalahan terbesar dari
Menpan adalah beliau belum secara maksimal melakukan komunikasi dan
membangun kesepahaman dengan semua komponen politik yang ada,” kata Eko.
Eko
mengatakan, jika mau serius, pemerintah bisa memberikan solusi. Dia
memberi contoh betapa pelik untuk mendorong turunnya PP 56 Tahun 2012,
yang merupakan dasar hukum penyelesaian honorer K2 yang lalu.
“Berbagai
fraksi di Komisi II mulai PAN, Demokrat, Golkar, PKS, PDIP,PPP, sampai
Pak MENPAN & RB yang dulu, Pak Azwar Abubakar ikut terlibat aktif
meyakinkan Presiden untuk menerbitkan PP. Belum lagi Lembaga DPD dalam
hal ini Komite yang membidangi Pendidikan dan Guru juga terlibat aktif
saling membangun komunikasi untuk menyelesaikan masalah HK2I,” terang
Eko.
Terpisah,
Koordinator Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Wilayah Sumatera Selatan
Syahrizal mengatakan, sekitar 5.000 massa honorer K2 dari wilayah
Sumatera sudah bergerak lewat jalur darat menuju Jakarta, kemarin
"Lima
ribu massa ini berasal dari Medan, Sumsel, Riau, Jambi, Bengkulu,
Lampung, Sumbar, dan kabupaten/kota lainnya di Sumut," ungkap Syahrizal.
Pihak
Istana Kepresidenan juga tidak meremehkan rencana aksi massa honorer K2
ini. Dengan mengutus pejabat Sekretariat Negara, pihak Istana
menanyakan kebenaran rencana unjuk rasa yang mereka sebut sebagai aksi
jihad, kepada pengrus FHK2I.
Kepada
Ketum FHK2I Titi Purwaningsih, utusan Istana juga mempertanyakan, kenapa
harus Presiden Jokowi yang didemo honorer K2 dan bukan pihak lainnya.
"Saya
didatangi utusan Istana. Menanyakan ke saya apa benar mau ada massa 50
ribu honorer pada 10 Februari. Saya juga ditanya, apa harus Presiden
Jokowi yang menerima honorer K2," kata Titi.
Kepada
utusan Istana itu, Titi menegaskan, tidak ada pihak lain lagi yang
pantas ditemui. Lantaran MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi sudah gagal
menyelesaikan honorer K2. Satu-satunya yang bisa menuntaskan masalah K2
adalah Presiden Jokowi.
"Kami
hanya minta Presiden Jokowi yang menemui kami dari sisi kemanusiaan,
keadilan, dan kebijaksaan saja. Presiden kan bapaknya rakyat jadi ketika
anak-anaknya mengadu harus mau mendengarkan," bebernya. (sam/esy/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar