BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 25 Mei 2011

AS Gugat 2 Pialang Minyak Besar Atas Tuduhan Manipulasi Harga di 2008

Nurul Qomariyah - detikFinance

Regulator Amerika Serikat (AS) mengumumkan gugatan terbesar dalam sejarah terkait manipulasi harga minyak yang terjadi di 2008. Manipulasi harga minyak itu melibatkan dua pialang dan 2 perusahaan perdagangan yang dimiliki jutawan kaya Norwegia, John Fredriksen.

Mereka dituduh melakukan manipulasi harga minyak sehingga meraup keuntungan US$ 50 juta atau sekitar Rp 450 miliar dengan cara menekan pasar di 2008.

Commodity Futures Trading Commission (CFTC) mengatakan, dua pialang yakni James Dyer dari Panon Energy di Oklahoma dan Nick Woldgoose dari Arcaddia Energi yang berbasis di Eropa, telah mengumpulkan posisi fisik minyak dalam jumlah besar di pusat perdagangan AS, guna menciptakan kesan suplai minyak sedang ketat sehingga harga minyak pun melambung.

Namun selanjutnya para pialang itu melepas sejumlah barel minyak ke pasar, sehingga menyebabkan harga minyak jatuh dan meraup laba dari posisi jangka pendek di pasar berjangka.

"Terdakwa melakukan siklus manipulatif, mendorong harga minyak WTI naik secara palsu dan kemudian turun untuk meraup untung yang tidak sesuai dengan peraturan," demikian gugatan yang diajukan di New York, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (25/5/2011),

Gugatan sipil dilayangkan 3 tahun setelah dilakukannya penyelidikan oleh CFCT terhadap spekulasi harga minyak, dan bersamaan dengan upaya Presiden Barack Obama yang ingin meyakinkan masyarakat AS bahwa ia sedang mencoba menekan harga bensin dan menjamin mereka tidak akan menjadi subyek manipulasi.

Dua pialang Dyer dan Wildgoose cukup dikenal sebagai veteran di pasar minyak AS, dengan jam terbang tinggi dan pernah menjadi pialang di BP Plc pada awal tahun 2000-an. Pada tahun tersebut, raksasa minyak asal Inggris itu juga pernah diselidiki karena kepemilikannya yang besar di tanki minyak Cushing, Oklahoma, sebagai titik pengiriman minyak berjangka AS.

BP akhirnya dikenakan denda US$ 2,5 juta oleh New York Mercantile Exchange pada tahun 2003 karena diduga melakukan manipulasi pasar minyak AS. Denda itu kemudian dibayar tanpa mengakui kesalahannya. Namun kasus tersebut tidak melibatkan tuduhan pelanggaran baik kepada Dyer maupun Wildgoose.

Baik Parnon dan Arcadia merupakan perusahaan perdagangan yang dikontrol oleh jutawan kaya kelahiran Norwegia, Fredriksen. Dengan kekayaan US$ 10,7 miliar, Fredriksen kini berada di posisi ke-72 dalam daftar orang terkaya di dunia.

Gugatan tersebut menyatakan, CFTC mungkin akan meminta dampak dari manipulasi itu hingga 3 kali lipat dari keuntungan. Jika FCTF memenangkan kerugian US$ 150 juta, maka akan menjadi denda terbesar kedua dalam sejarah lembaga tersebut. CFTC sebelumnya mengalami kesulitan memenangkan kasus manipulasi meski reformasi finansial AS pada tahun lalu memberikan kekuatan yang lebih luas.

Strategi perdagangan sendiri fokus terutama pada penyebaran harga minyak berjangka atau waktu penyebaran ketimbang harga minyak mentah yang sama sekali palsu. Tuduhan skema pengaturan harga minyak itu juga terjadi pada tahun ketika harga minyak mengalami gonjang ganjing terbesar dalam sejarah. Di 2008, harga minyak mentah sempat melonjak ke titik tertingginya di level US$ 147 per barel, sebelum akhirnya jatuh ke level US$ 30 per barel pada akhir tahun.
(qom/dnl)

Tidak ada komentar: