Jakarta (ANTARA News) - Pembebasan 20 orang warga negara Indonesia oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang disandera oleh perompak Somalia sejak Maret lalu mendapat apresiasi dan ucapan selamat dari Komisi I DPR RI.

Menurut anggota Komisi I DPR RI Nurhayati Ali Assegaf, apa yang telah dilakukan oleh TNI itu sudah selayaknya mendapatkan apresiasi.

"Saya dan Komisi I DPR RI mengucapkan selamat kepada TNI yang berhasil membebaskan warga Indonesia yang disandera dengan selamat, tak satupun yang cedera," kata Nurhayati, Jakarta, Senin.

Menurut anggota DPR RI dari daerah pemilihan Malang Raya itu, apa yang dilakukan TNI adalah bentuk tanggungjawabnya kepada semua rakyat, dimana TNI bertugas melindungi, menjaga keamanan Indonesia.

"Kita memberikan apresiasi dan menghargai upaya yang telah dilakukan TNI. Ini prestasi yang luar biasa dari TNI melindungi warga negara Indonesia dimanapun berada," ujar dia.

Ia menambahkan, pembebasan sandera tersebut merupakan bentuk pembelajaran yang diberikan TNI kepada perompak.

"Pemerintah Indonesia dan TNI telah memberikan pembelajaran kepada mereka (perompak) dan juga negara-negara lain bahwa pemerintah Indonesia benar-benar melindungi warganya, dimanapun berada," kata Nurhayati.

Ia juga mengucapkan selamat kepada TNI karena banyak pernyataan positif dari masyarakat mengenai keberhasilan tersebut.

"Ini menunjukkan TNI masih dicintai, diharapkan oleh masyarakat untuk melindungi warga dan menjaga NKRI. Ke depan, TNI tetap diharapkan menjaga NKRI dan seluruh masyarakat Indonesia," ujar Nurhayati.

20 orang WNI yang bertugas sebagai awak (ABK) kapal MV Sinar Kudus telah dibebaskan oleh perompak Somalia Sabtu (30/4). Saat ini TNI mengawal kepulangan 20 orang WNI itu.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, mengemukakan, pemerintah sudah mengerahkan kekuatan militer ke Somalia sebagai upaya penyelamatan 20 WNI ABK kapal MV Sinar Kudus, yang dibajak perompak di wilayah itu.

Dua kapal freigat dengan 401 tentara gabungan Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat ditugaskan perairan di sekitar benua Afrika.

Dijelaskannya, pada 17 Maret pemerintah menerima informasi pembajakan kapal milik PT Samudera Indonesia oleh perompak Somalia.

"Sehari kemudian, dirapatkan, lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar mengutamakan keselamatan awak kapal. Rapat kembali digelar 20-22 Maret, yang menghasilkan dua opsi. Yaitu, pemerintah mendukung negosiasi pemilik kapal dengan para lanun, sekaligus menyiapkan pasukan khusus untuk menyerbu dan merebut Sinar Kudus," tuturnya.

Pada 23 Maret, kapal diberangkatkan, agar segar dan siap tempur, anggota Kopassus terbang ke Kolombo, Sri Langka. Kapal merapat di Kolombo untuk menjemput mereka dan mengisi logistik. Pasukan bergerak dari Kolombo pada 30 Maret.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menambahkan, karena letak Somalia yang jauh, membuat kedua kapal itu terlambat mencegat MV Sinar Kudus. "Tanggal 2 April, Sinar Kudus lego jangkar, merapat ke daratan. Kami berharap ketemu di laut, tapi baru sampai di posisi lego jangkar pada 5 April," katanya.

"TNI menerbangkan helikopter, untuk mengecek situasi dan kondisi di lapangan dan `Sinar Kudus` berada di dekat daratan, di tengah puluhan kapal yang dibajak perompak," katanya.
(Zul)