BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 16 Mei 2011

Priyo-Golkar Ancam Pansus Merpati

Priyo Budi Santoso ingin penjelasan lengkap soal pembelian 15 unit pesawat MA60.

VIVAnews - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan pihak-pihak yang terkait pembelian pesawat tipe MA 60 untuk PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) harus menjelaskan kembali proses tersebut. Jika tidak ada penjelasan memuaskan, Ketua DPP Golkar itu mengancam mendorong pembentukan pansus Merpati.

Menurutnya, ada tiga pejabat yang harus menjelaskan pengadaan pesawat itu, yakni Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perhubungan. Pada masa itu, pesawat N250 sudah menempuh 900 jam terbang untuk sertifikasi Federal Aviation Adminstration (FAA). Sertifikat ini mensyaratkan minimal 1600 jam terbang.

"Tidak ada hujan tidak angin, pemerintah kita malah membeli pesawat China yang justru tidak memiliki sertifikasi FAA," katanya. "Siapakah yang mengizinkan?"

Priyo mempersilakan Komisi XI, V, dan VI untuk bekerja mengurai permasalahan tersebut. "Pihak-pihak terkait harus menjelaskannya kembali. Apakah DPR perlu bentuk pansus atau komisi XI dan V dan VI rapat gabungan, untuk mengungkap itu semua," ujarnya.

Priyo mempertanyakan kenapa pemerintah tidak memakai pesawat buatan sendiri saja atau membeli dari Eropa atau Amerika. "Masalah nyawa ini penting. Kalau tidak ada penjelasan memuaskan, kami akan mendorong pembentukan Pansus," kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Anis Matta mempersilakan Komisi XI mengusut tuntas hal itu. Dia meminta semua pihak menahan diri dalam mengambil kesimpulan sampai ada pendalaman kasus. "Nggak perlu terlalu cepat ambil kesimpulan," katanya.
DPR sudah dua kali mengundang Merpati untuk menjelaskan masalah pembelian pesawat dari Xian Aircraft Corporation China itu. Mencuatnya masalah pembelian ini dipicu kecelakaan pesawat tipe ini di Kaimana, Papua Barat, beberapa waktu lalu.
Kemudian terungkap juga, bahwa Jusuf Kalla sempat menolak pengadaan pesawat ini saat menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Alasannya, pesawat tersebut tidak dibekali sertifikat FAA. (kd)

Tidak ada komentar: