BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 01 Mei 2011

Survey : "49% Pelajar DKI Bersedia Lakukan Kekerasan"

Ulil mengapresiasi kepolisian berhasil mengungkap para tersangka pemboman. 

VIVAnews - Ketua Divisi Kajian Strategis DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, mengatakan gejala radikalisasi telah terjadi di beberapa kalangan. Menurut dia, sumber terorisme itu sangat kompleks dan bermacam-macam.

"Tetapi, jika mau memerasnya dalam satu kata kunci, masalah pokoknya ada pada satu hal, yaitu indoktrinasi melalui ideologi radikal-teroristik," kata Ulil dalam jumpa pers bersama sejumlah pengurus DPP Demokrat di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, 1 Mei 2011.

Menurut dia, indoktrinasi itu bisa dilakukan dengan memakai bahasa agama yang dengan mudah memukau kalangan anak muda. Terutama anak muda yang sedang dalam fase pencarian jati diri.

"Survei sebuah lembaga swasta baru-baru ini sangat mengejutkan. Sebanyak 48,9 persen pelajar di Jakarta bersedia melakukan kekerasan terkait isu agama dan moralitas," kata Ulil.

Ulil menilai, gejala radikalisasi itu bisa menjadi ladang subur untuk rekrutmen bagi kader-kader yang siap melakukan tindakan pemboman di kemudian hari.

"Serangkaian bom dimulai, bom buku yang salah satunya hampir mengenai saya, bom Cirebon, bom Serpong. Ternyata pelaku berbeda dengan sebelumnya, sama sekali tidak kami duga," ujarnya.

Ulil mengapresiasi kepolisian berhasil mengungkap para tersangka. Menurut dia, hal itu menunjukkan negara hadir untuk memastikan terciptanya keamanan bagi masyarakat luas.

"Kritik beberapa pihak terhadap penerapan siaga I setelah terjadinya beberapa rentetan bom beberapa waktu lalu, sebetulnya kurang beralasan," ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, mengatakan kritikan wakil ketua komisi I DPR TB Hasanudin tentang keputusan pemerintah menetapkan siaga 1, adalah salah. Menurut dia, keputusan pemerintah memberlakukan siaga I sudah benar.

"Aneh bin ajaib jika seorang TB Hasanuddin, anggota DPR yang purnawirawan jenderal tapi meremehkan ancaman terorisme di Indonesia," kata Ramadhan. "Padahal, seperti diketahui, Ulil sudah dikirimi bom, bom telah meledak di Cirebon, gereja-gereja menjadi sasaran bom teroris," tuturnya. (art)

Tidak ada komentar: