INILAH.COM, Jakarta - Sebanyak 13 pesawat MA-60 yang didatangkan dari China tidak semuanya bisa dioperasikan. Dua pesawat tidak terbang. Bukan karena pesawatnya rusak, tetapi pihak PT Merpati Nusantara Airlines kekurangan pilot.
Sayang sekali, pesawat stand by tapi tidak berguna. Menurut Serikat Karyawan Merpati (Sekar Merpati), hal ini sama saja mengaktifkan argo pinjaman pesawat.
Memang, pihak PT Merpati Nusantara Airlines sudah mengantisipasi persoalan dengan mempercepat pelatihan pilot. Namun, harus diingat, seorang pilot memiliki tanggung jawab besar karena membawa nyawa para penumpang.
"Seharusnya kalau kurang pilot atau tidak ada pasar hendaknya, jangan didatangkan dahulu. Saya punya datanya soal dua pesawat itu," ujar Ketua Dewan Pertimbangan Sekar Merpati Aries Munandar dalam jumpa pers di kantor Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Plaza Gani Djemat, Jakarta, Selasa (24/5/2011).
Kebobrokan yang ada di tubuh PT Merpati Nusantara Airlines bukan hanya ini saja. Ada banyak yang bisa dibeberkan termasuk soal manajemennya. Ketua AAI Humphrey Djemat akan membela Sekar Merpati secara gratis.
"AAI bakal membela Sekar untuk memperjuangkan hak-hak hukumnya. Ini menyangkut kepentingan publik. Kita akan mengadu ke DPR," ujar Humphrey yang ikut dalam jumpa pers Sekar Merpati. [mah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar