BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 21 Juli 2011

TNI Dinilai Tetap Netral & Tak Akan Gadaikan Pencapaian Reformasi

Lia Harahap - detikNews

Jakarta - Pernyataan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang memastikan TNI tetap bersikap netral menghadapi pemilihan presiden mendatang dipastikan bukan isapan jempol belaka. Sebab TNI tidak akan rela menggadaikan pencapaian reformasi yang diperjuangkan selama ini.

"Saya rasa apa yang diucapkan Bapak Panglima itu benar. TNI masih tetap pada komit dan tidak akan mungkin mengorbankan atau menggadaikan pencapaian reformasi yang telah mereka jalani selama ini, dengan ikut memilih calon-calon yang ada saat pilpres nanti," ujar pengamat militer dari LIPI, Jaleswari Pramodhawardani, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (20/7/2011).

Melihat perkembangan yang terjadi di tubuh TNI dalam 13 tahun terakhir, Jaleswari semakin yakin TNI tidak akan berubah haluan. Lagi pula, katanya, TNI aktif memang tidak dibenarkan terlibat dalam ranah politik.

"Berbicara tentang jaminan netralitas yang dikatakan TNI tidak berpihak pada siapa pun, saya sangat percaya. Dan pada saatnya nanti kita akan tagih itu," katanya.

Menanggapi kabar yang mengatakan bahwa sejumlah purnawirawan dan perwira TNI mengaku ditawari pihak asing untuk mendukung Sri Mulyani sebagai capres 2014, Jaleswari yakin itu bukan ditujukan untuk TNI yang masih aktif. Dia memprediksi itu lebih ditujukan pada purnawirawan TNI.

"Saya rasa tawaran pihak asing yang dimaksud, bukan tentara aktif, mungkin untuk purnawirawan TNI. Dan purnawiaran TNI itu memang punyai hak untuk milih karena statusnya mereka sudah sipil. Jadi ketika mereka sudah sipil, dukung-mendukung itu biasa saja, untuk dipilih dan memilih. Tapi, apakah mobilisasi ini nantinya tidak bertentangan dengan demokrasi yang kita tegakan saat ini," terang Jaleswari.

Sebelumnya, sejumlah purnawirawan TNI AD mengaku ada orang asing menawari mereka mendukung Sri Mulyani untuk maju dalam pemilihan presiden 2014.

"Kira-kira 2 atau 3 tiga minggu yang lalu beberapa perwira TNI AD diprovokasi untuk mencalonkan Sri Mulyani oleh salah satu orang asing dari kedutaan," ujar Ketua Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD), Letjen Purn Soerjadi dalam dialog di kantornya, di Jl Matraman Raya, Jakarta, kemarin.

Soerjadi tidak menjelaskan secara rinci kedutaan mana yang dimaksud. Namun dia menjelaskan ada juga permintaan dari mereka untuk memasangkan mantan Menkeu ini dengan pensiunan tentara.

"Lalu ada embel-embelnya mesti didampingi oleh tentara, intinya ya kalau dari kandang macan jangan masuk kandang buaya lagi lah," ujar mantan wakil KSAD tahun 90-an ini.

Namun, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dengan tegas membantahnya. "Tidak ada, perwira kumpul biasa apel pagi, kemudian apel siang. Ora ono, nggak ada," ujar Agus Suhartono usai lokakarya di Kemdagri, Jl Medan Merdeka Utara, Selasa (20/7/2011).
 

Tidak ada komentar: