New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah bervariasi (mixed) pada Rabu waktu setempat, karena pedagang mencerna langkah oleh bank sentral untuk mencegah krisis keuangan baru dan setelah data menunjukkan kenaikan tak terduga dalam persediaan energi Amerika Serikat.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, naik 57 sen menjadi 100,36 dolar AS per barel, lapor AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Januari turun 30 sen menjadi menetap di 110,52 dolar AS di London.

Bank-bank sentral terbesar di dunia pada Rabu tiba-tiba bertindak untuk menyediakan dana bagi bank-bank dan menopang sistem keuangan global dalam upaya dramatis untuk mengatasi krisis zona euro.

Bank sentral dari zona euro, Kanada, Inggris, Jepang, Amerika Serikat dan Swiss mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama, mereka menurunkan biaya penyediaan dolar AS kepada bank-bank dalam sebuah langkah yang mendorong pasar saham di seluruh dunia menembus atap.

"Kami punya berita yang cukup baik dari bank-bank sentral seluruh dunia," kata Bart Melek dari TD Securities.

"Itu membuat pasar berpikir likuiditas mungkin tidak menjadi masalah besar seperti sebelumnya. Kami telah melihat langkah besar dalam selera risiko, dan sebuah hasil minyak mentah yang kuat."

Juga pada Rabu, Amerika Serikat mengatakan bahwa stok minyak mentahnya melonjak sebesar 3,9 juta barel pekan lalu, sementara analis telah memperkirakan penurunan 500.000 barel. Sulingan (destilasi), yang termasuk bahan bakar pemanas, juga melonjak, menunjukkan lemahnya permintaan energi di ekonomi terbesar dunia itu karena musim dingin sudah mendekat.

Investor juga mengikuti kerusuhan geopolitik di Iran, pengekspor minyak terkemuka dan berita bahwa China yang lapar komoditas secara tak terduga telah memotong persyaratan rasio cadangan banknya.

Inggris pada Rabu mengusir diplomat Iran dan menutup kedutaan besarnya di Teheran setelah kedutaannya diserang oleh pengunjuk rasa yang marah atas sanksi baru terhadap program nuklir Republik Islam itu. (A026)