Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Busyro Muqoddas kini tak lagi menjamah ranah penindakan KPK. Rapat pimpinan KPK memutuskan dia bermain di wilayah pencegahan. Ranah pencegahan memang tidak kalah penting dari penindakan, tetapi kurang 'seksi'.
Wilayah penindakan dikenal sebagai kawasan 'perang' KPK. Penanganan kasus, penyidikan, penetapan tersangka dan semua operasi KPK, bergerak atas lampu hijau bidang penindakan. Tak pelak, bergesernya Busyro membidangi pencegahan itu meniupkan isu 'penyingkiran' mantan Ketua KPK itu. Busyro kini hanya menjabat pimpinan KPK biasa.
Namun, isu menyangkut 'penyingkiran' Busyro ke zona aman di KPK ditepis juru bicara KPK Johan Budi. Menurut Johan, keputusan pengangkatan Busyro sepenuhnya kesepakatan 5 pimpinan. Lagipula, segala keputusan KPK diatur berdasarkan keputusan bersama.
"Penempatan membawahi bidang adalah merupakan kesepakatan antar pimpinan. Penempatan Pak Busyro di pencegahan juga merupakan kesepakatan lima pimpinan," jelas Johan saat dihubungi detikcom, Selasa (3/1/2012).
Isu penyingkiran Busyro itu, kabarnya dilatarbelakangi sikap kritis mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) ini ke DPR. Busyro selama ini kerap melontarkan kritik pedas kepada Senayan dan pejabat negara lainnya. Salah satunya yang keras soal gaya hidup hedon dan bermewah-mewahan penyelenggara negara. Maka tak heran, banyak yang mengkaitkan penempatan Busyro di pencegahan karena sikap kerasnya itu. Namun lagi-lagi Johan secara tegas membantah.
Menurut Johan, KPK bekerja berdasarkan sistem yang ada di lembaga antikorupsi itu. Tidak ada intervensi dari pihak manapun atas kerja KPK, baik DPR ataupun pemerintah.
"Tidak ada terkait pihak luar," tegas Johan.
Selain membidangi pencegahan, Busyro juga menangani pengawasan internal dan pengaduan masyarakat. Sedang 4 pimpinan lain menangani ranah penindakan. Pimpinan KPK periode 2011-2015 adalah Abraham Samad (ketua) dan 4 wakil ketua yaitu Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto, Zulkarnain, dan Adnan Pandu Praja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar