BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 21 Januari 2013

Ini Sikap SBY Soal "Pindah Ibu Kota"

VIVAnews - Staf Khusus Presiden bidang Pemerintahan Daerah, Velix Wanggai, mengungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terbuka dan tidak tabu berdiskusi soal wacana pemindahan ibu kota. Presiden, kata Velix, sudah beberapa kali melansir pernyataan mengenai isu ini.

Penegasan Presiden untuk terbuka berdiskusi pemindahan ibukota negara pernah disampaikan di Palangkaraya, 2 Desember 2009, di acara Rapat Kerja Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Selanjutnya, Presiden tawarkan 3 Skenario Pemindahan Ibukota Negara pada Agustus 2010 ketika bertemu dengan para pemimpin media massa.

Menurut Presiden, Jakarta tidak bisa lagi menampung interaksi manusia dan lingkungannya. Dalam memutuskan kebijakan ini, diperlukan langkah yang bersifat teknokratis dan langkah politik sebagai agenda kolektif dari seluruh komponen bangsa.
"Hal ini sebagai langkah visioner, terobosan, sekaligus thinking outside the box bagi masa depan Indonesia," kata Velix secara tertulis ke VIVAnews, Senin 21 Januari 2013.
Tiga Skenario
Presiden sendiri memiliki tiga skenario soal ibu kota. Skenario pertama, mempertahankan Jakarta sebagai ibukota, pusat pemerintahan, sekaligus kota ekonomi dan perdagangan. Pilihan atas opsi ini berkonsekuensi pada pembenahan total atas soal macet, banjir, transportasi, permukiman, dan tata ruang wilayah.

Skenario kedua,  membangun ibukota yang benar-benar baru. Kata Presiden SBY, "kita bangun totally new capital". Sedangkan Skenario Ketiga, ibukota tetap di Jakarta, namun memindahkan pusat pemerintahan ke lokasi lain.

"Atas 3 skenario itu, Presiden SBY mengajak semua komponen bangsa untuk membahas secara terbuka, matang, dan komprehensif atas wacana ini. Karena itu, kebijakan perpindahan ibukota dan/atau pergeseran pusat pemerintahan harus menjangkau strategi jangka panjang bangsa," kata Velix. (ren)

Tidak ada komentar: