BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 22 Januari 2013

Julian Aldrin Pasha: Semua Dokumen Negara Berhasil Diselamatkan

RMOL.Pihak Istana, termasuk Presiden SBY, memang kaget datangnya banjir, Kamis (17/1) lalu. Tapi sudah diantisipasi untuk menyelamatkan dokumen.
“Dokumen penting langsung kita selamatkan, karena kalau ti­dak tentu bisa terendam,” kata Ju­ru Bi­cara Presiden, Julian Aldrin Pasha, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Julian menyebutkan kini do­ku­men penting Negara sudah aman di lantai dua dan tempat-tempat tertinggi.
Berikut kutipan selengkapnya;
Dokumen apa saja yang dise­la­matkan itu?
Pokoknya, hal-hal yang sifat­nya penting, seperti surat-surat pen­­ting. Itu yang didahulukan un­tuk diselamatkan.
Artinya kami sudah melakukan antisipasi sejak dini agar doku­men-dokumen penting Negara itu tidak rusah karena terendam.
Apa semua ruang Istana te­ren­dam?
Tidak semuanya. Walau begitu, Pre­siden langsung menginstruk­sikan beberapa pengurus rumah tang­ga Istana Negara  untuk me­nyelamatkan dokumen. Sebab, ada bagian Istana yang terendam cukup dalam.
Di bagian mana itu?
Di Wisma Negara, berada di te­ngah-tengah antara Istana Negara dengan Istana Merdeka.
Di Wisma Negara memang ada ce­kungan yang cukup dalam ka­rena itulah air mudah tergenang karena lantainya juga memang rendah.
Berapa dalam?
Setahu saya dalamnya itu sam­pai kedalaman 30 centimeter. Ta­pi sekarang ini sudah surut. Do­ku­men yang ada di sana juga su­dah diamankan semua. Ditaruh di lantai 2 dan tempat-tempat yang lebih tinggi.
Apa tanggapan Presiden melihat Istana Negara teren­dam banjir?
Tentunya Presiden kaget dan langsung terjun untuk melihat kon­disi yang tidak dapat diba­yang­kan itu. Apalagi Presiden akan menerima tamu negara, Pre­siden Argentina Cristina Eli­sabet Fernandez De Kirchner.
Untuk menghormatinya tentu perlu ada gelaran kehormatan se­cara militer atau prosesi-prosesi lainnya, seperti juga berlaku di ne­gara lainnya. Nah saat itu Pre­siden meminta disesuaikan de­ngan keadaan.
Apa itu mengganggu akti­vitas Presiden?
Tidak. Semua aktivitas kenega­raan hari Kamis itu tetap dija­lankan.
Presiden menilai masalah ban­jir ini bukan berarti aktivitas pre­siden terhenti. Nyatanya tidak ada ha­langan. Bahkan hari Jumat (18/1) pukul 15.00 WIB, Presi­den me­­nerima tamu negara,  Per­da­na Menteri Jepang Shinzo Abe.
Apa agenda Presiden ada yang dibatalkan?
Setahu saya tidak ada. Semua kegiatan yang sudah diagendakan dan dijadwalkan  tetap dilaksa­nakan meski ada perubahan dan penundaan.
O ya, apa kebijakan Presiden dalam penanggulangan banjir kali ini?
Presiden tentu berharap perlu di­carikan solusi yang kom­pre­hen­sif. Tidak bisa hanya melihat saja. Tidak perlu harus terlalu me­mikirkan keadaan Istana Negara.
Loh kenapa begitu?
Presiden sendiri tidak memper­masalahkan Istana Negara kena banjir atau tidak.
Bukankah Istana Negara banjir memalukan?
Bukan begitu. Presiden berha­rap yang diprioritaskan adalah ma­syarakat, itu pesan beliau. Itu ma­kanya Presiden langsung meng­hubungi dan meminta Gu­bernur DKI Jakarta, Kepala BNPB, Pang­lima TNI dan Ka­polri untuk mem­prioritaskan menyelamatkan ma­syarakat dari banjir.
Apa tidak ada perintah Pre­siden untuk menanggulangi banjir?
Ada. Presiden minta banjir di­ta­ngani secara betul-betul dan komprehensif. Saat menelepon Gubernur DKI Jakarta, Presiden justru mendukung pemerintahan DKI Jakarta sepenuhnya untuk melakukan langkah-langkah yang bisa mengantisipasi dan me­nyelamatkan masyarakat yang terkena banjir dan meng­hentikan banjir yang ber­ke­pan­jangan.
Apa langkah pihak-pihak terkait sudah cukup baik?
Sudah cukup. Saat ini sudah ada evakuasi korban memberikan penampungan dan melakukan persiapan darurat lainnya, itu su­dah bagus.
Bahkan fasilitas penting lain­nya yang dimintakan Presiden untuk dibuat, seperti pembangu­nan dapur umum, sampai penye­diaan perahu karet untuk eva­kuasi. [Harian Rakyat Merdeka]

Tidak ada komentar: