BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 11 Juni 2013

12 KKKS Migas Asing Alami Kerugian Eksplorasi

INILAH.COM, Jakarta - Sebanyak 12 Kontraktor Kontrak Kerja (KKKS) minyak dan gas bumi (migas) asing mengalami kerugian hingga US$1,9 miliar (Rp19 triliun) di 16 Blok Eksplorasi di laut dalam.
Kerugian tersebut karena KKKS tersebut gagal mendapatkan cadangan minyak dan gas yang ekonomis. Adapun seluruh kerugian dalam kurun waktu 2009 hingga 2013 tersebut ditanggung sendiri oleh KKKS asing tersebut dan tidak diganti oleh negara.

"Harus dipahami oleh masyarakat bahwa saat ini mencari minyak dan gas untuk penambahan cadangan migas, demi kepentingan negara semakin sulit. Karena potensi yang ada, lokasinya di laut dalam. Bahkan setelah dilakukan pengeboran di laut dalam, sejumlah KKKS asing yang sudah bersedia menjadi kontraktor dan operator di Blok eksplorasi laut dalam, mengalami kegagalan menemukan cadangan migas. Alhasil, KKKS harus menanggung kerugian hingga US$1,9 miliar atau sekitar Rp19 triliun," ujar Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas Aussie B. Gautama di Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Menurutnya, pengeboran eksplorasi migas di laut dalam telah dimulai sejak 2009 hingga 2013 oleh 12 KKKS di 16 blok. Pengeboran eksplorasi telah dilakukan sebanyak 25 sumur eksplorasi yang menghabiskan biaya US$1,9 miliar. Namun, hingga kini eksplorasi tersebut belum berhasil menemukan cadangan migas yang komersil.

Saat ini cadangan minyak Indonesia hanya tinggal sekitar 3,6 miliar barel dan diperkirakan akan habis dalam beberapa belas tahun mendatang. Hal ini dengan asumsi tingkat produksi saat ini, tidak ada penurunan produksi kedepan, serta tidak ditemukan cadangan minyak baru.
Sementara untuk dapat menemukan cadangan migas baru saat ini dibutuhkan modal yang besar dan keberanian untuk mengambil resiko mengingat potensi lokasinya di laut dalam.

"Sejumlah KKKS asing tersebut berniat hengkang dari wilayah kerja tersebut dan berencana mengembalikan wilayah kerja eksplorasi kepada Pemerintah," ujarnya. [mel]

Tidak ada komentar: