TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Pengusaha Nasional
sekaligus pemilik MNC Group, Harry Tanoesoedibjo (HT), mengatakan
pengusaha dibutuhkan dan menjadi penting untuk meningkatkan perekonomian
nasional. Dengan begitu, pengusaha harus dimotivasi agar mampu bersaing
di ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
Menurut Harry, di Indonesia minimal 2 persen populasinya menjadi
pengusaha, tapi saat ini masih jauh sehingga dibutuhkan pengusaha pemula
sebagai fondasi ekonomi jangka panjang agar menciptakan lapangan kerja.
"Kenyataan yang terjadi saat ini, pertumbuhan ekonomi nasional
ditopang sektor konsumsi, negatifnya tidak menciptakan lapangan kerja.
Karena itu, Indonesia butuh pengusaha pemula untuk jangka panjang
ekonomi yang semakin tumbuh dan ciptakan lapangan kerja," ujarnya saat
memberi motivasi kepada pengusaha usai forum bisnis sesi I di Aston
Hotel Pontianak and Convention Center, Selasa (11/6/2013).
Ia melanjutkan, alasan kedua kenapa Indonesia membutuhkan pengusaha
pemula, karena populasi Indonesia berada di atas 5 juta, sehingga
dinilai menjanjikan kesempatan peluang yang luar biasa. Disamping
Indonesia mempunyai pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, jika dilihat
4-5 tahun kedepan.
Dengan demikian, ekonomi Indonesia bisa tumbuh jauh lebih tinggi
diatas 6 persen, apabila industri yang ada mampu menciptakan lapangan
kerja untuk masyarakat. "Oleh karena itu, kita tidak perlu takut
menghadapi AEC 2015, melihat jumlah penduduk di ASEAN di atas 100 juta
hanya ada di Indonesia, sekitar 250 juta jiwa. Karena konsumen itu
adalah populasi Indonesia itu sendiri," tuturnya.
Selain itu, jumlah pemuda yang produktif di Indonesia juga terbanyak
di Asia, sehingga penggerak dari ekonomi adalah pemudanya. Sedangkan
dalam struktur ekonomi Indonesia 50 persennya adalah konsumsi. Hal ini
berarti produksi dalam negeri sangat besar, sehingga ekonomi nasional
menjanjikan sekali,
Harry juga mengingatkan, investasi pasar modal termasuk peluang dalam
menghadapi AEC 2015. Menurut dia, menjalankan bisnis tradisional
diperlukan bank atau money market, sedangkan di era modern dibutuhkan
capital market untuk pendanaan jangka panjang. Sebab saham merupakan
pendanaan yang paling murah.
Selain itu, agar bisa menjadi pengusaha yang handal untuk menghadapi
AEC 2015 di antaranya harus percaya diri, fokus pada kualitas serta
kecepatan/speed.
"Bagaimana menjadi pengusaha yang handal, apa yang kita kerjakan
fokus pada kualitas, meskipun banyak yang mengutamakan kuantitas. Kedua
adalah speed, karena kita bersaing fokus pada time line yang tepat.
Sedangkan terakhir cari bisnis yang sulit diperoleh tapi pengemarnya
banyak. Ini bisa terjadi karena awal memulainya," ujar Harry.
Ia juga berpesan, ketekunan, disiplin, pergaulan dengan lingkungan
dan hidup itu bukan linear merupakan prinsip yang harus dipegang agar
bisa menjadi pengusaha handal. Sebab membangun sesuatu perlu waktu dan
kesabaran karena sukses itu tidak instan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar