INILAH.COM, Jakarta - Pesawat komuter twin turboprop MA60 buatan
Xian Aircfart Industrial Corporation, China, diketahui sering
kecelakaan di luar negeri. Di Indonesia, MA60 dioperasikan cuma satu
maskapai penerbangan, PT Merpati Nusantara Airlines.
PT
Merpati Nusantara Airlines membeli dalam skema kredit 14 unit MA60 sejak
2011. Padahal sebetulnya ada pesawat terbang sekelas buatan PT
Dirgantara Indonesia yang sudah masuk fase prototip, N-250.
Kecelakaan
serius termutakhir terjadi di Bandar Udara Eltari, Kupang, NTT, tadi
pagi, menimpa komuter bernomor penerbangan MZ-6517, dari Bandar Udara
Bajawa, juga di NTT. Bandar Udara Eltari di tepi laut itu harus
dihentikan sementara operasionalisasinya sampai sisa-sisa pesawat
terbang itu disingkirkan dari landas pacu.
MA60 nahas itu patah
dua struktur badan pesawat terbangnya. 45 orang dewasa pemakai jasa dan
seorang bayi serta dua pilot dan dua awak kabin selamat semua dari crash
landing itu. Diperkirakan MA60 itu total loss dan operator menyiapkan
pesawat terbang pengganti sehingga rute itu tidak terganggu.
Berikut
data kecelakaan MA60 bermesin Pratt&Whitney Canada PW127J
turboprop, di seluruh dunia, sebagaimana disampaikan Ketua Komisi V DPR,
Laurent Dama, di Parlemen, Jakarta, Senin. Dia mendesak Kementerian
Perhubungan menghentikan operasionalisasi MA60.
Pada 11 Januari
2009, MA60 yang dioperasikan Zest Airlines, Filipina, overshoot di
landas pacu Bandar Udara Godoferdo P Ramos, Filipina, disusul pada 25
Juni 2009, terjadi overshoot saat mendarat juga di bandar udara yang
sama.
Overshoot adalah praktik pendaratan melebihi titik acuan
maksimal di landasan; kebalikannya adalah undershoot, dimana pesawat
terbang bersangkutan mendarat justru sebelum titik acuan pendaratan di
landas pacu atau justru di rest area landas pacu.
3 November
2009, MA menabrak babi di Bandar Udara Harare, Zimbawe, 11 Januari 2009,
MA60 yang juga dioperasikan Zest Airlines, jatuh di Bandar Udara
Caticlan, Filipina, pada fase pendaratan.
Pesawat komuter
berkapasitas 60 pemakai jasa itu terbakar dan rusak parah pada sayap,
landing gear, undercarriage, dan satu mesin. Beberapa penumpang terluka
dalam kecelakaan tersebut.
9 Januari 2012, penerbangan dari TAM
Riberalta, Bolivia, ke Guayaramerin, MA60 bernomor registrasi FAB-96
yang dioperasikan Xian Aircraft Industrial Corporation, mendarat dengan
undercarriage tidak bisa digunakan karena malfungsi; pesawat komuter itu
rusak parah.
Tidak ada luka di antara lima awak dan 16 pemakai jasanya.
16
Mei 2013, Myanmar Airways dari Bandar Udara Heho ke Monghsat, di negara
itu, overshoot saat mendarat, dua orang luka serius dan kerusakan besar
pada pesawat. Diduga MA60 malfungsi rem.
Di Indonesia,
kecelakaan MA60 paling tragis terjadi pada 7 Mei 2011, saat PK-MKZ
bernomor penerbangan MZ-8968 dari Bandar Udara Sorong kehilangan
ketinggian dan jatuh bebas di laut, hanya 500 meter menjelang landas
pacu Bandar Udara Kaimana, Papua.
Kondisi cuaca dalam penerbangan
yang menewaskan dua pilot, dua awak kabin, dan seorang juru teknik
penerbangan, serta 21 pemakai jasanya, itu diketahui buruk dengan
visibilitas sangat terbatas.
Setelah laporan KNKT secara resmi
diberikan kepada otoritas penerbangan nasional, pesawat terbang
rancangan Lu Hai, seorang ahli rancang bangun pesawat terbang
berkewarganegaran China itu ditetapkan dalam status grounded alias
didaratkan, tidak boleh dioperasikan. [ant]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar