BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 29 Desember 2013

3 Januari, Presiden SBY Akan Canangkan Hari Kerukunan Nasional

Oleh : Desk Informasi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan mencanangkan 3 Januari 2014 sebagai Hari Kerukunan Nasional (HKN). Pencanangan ini akan ditandai dengan gerak jalan bersama Presiden SBY bersama tokoh lintas agama.
“Ini merupakan sumbangan para tokoh lintas agama kepada bangsa,” kata Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dalam sambutannya saat bertemu tokoh lintas agama. di Jakarta, Jumat (27/12).
Para tokoh lintas agama yang bertemu Menag Suryadharma Ali itu adalah tokoh yang mewakili agama Islam, Kristen, Katolik, Protestan, Buddha, Hindu dan Konghucu.  Sementara Menag didampingi oleh Wamenag Nasaruddin Umar dan Sekjen Bahrul Hayat serta para pejabat Kemenag.
Menag menjelaskan, mengapa peringatannya disebut Hari Kerukunan Nasional,  tidak disebut Hari Kerukunan Lintas Agama. Sebab kerukunan nasional maknanya lebih luas dibandingkan kerukunan lintas agama.
“Jadi bangsa ini bukan hanya menginginkan kerukunan agama, tapi juga menghendaki terjadi kerukunan suku, budaya, atau yang lainnya, termasuk kerukunan bidang politik. Jadi ada kerukunan antar partai politik,” papar Menag.
Menag berharap HKN yang digelar pada tanggal 3 Januari 2014 ini akan diadakan setiap tahun. “Namun itu tergantung siapa yang menjadi presiden hasil Pemilu nanti,” ujar Menag.
Dikatakan pula, di era Orde Baru ada yang disebut dengan istilah stabilitas politik, ekonomi dan keamanan syarat  kondusif untuk bisa membangunan negeri, maka sekarang ini syarat untuk bisa membangun adanya  kerukunan, baik kerukunan internal agama sendiri, dan antar agama, termasuk kerukunan suku, budaya, etnis dan lainnya.
“Jadi begitu pentingnya arti dari kerukunan nasional sebagai syarat untuk bisa membangun bangsa dan negara,” kata Menag.
Sementara para tokoh lintas agama mendukung gagasan yang disampaikan Menteri Agama seperti disampaikan Pimpinan Walubi (Perwalian Umat Buddha Indonesia) Suhadi Sendjaya. 
“Batik saja bisa jadi Hari Batik.  Masa kerukunan kalah sama batik,” ujar Suhadi. 
Ia mengibaratkan, Indonesia punya bibit yang baik, ladangnya juga bagus, subur makmur, yang perlu pemeliharaan.  “Kami siap memelihara kerukunan,” tandas Suhadi.
Hal senada dikemukakan perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Agustinus.  “Hari Kerukunan Nasional, pasti kita dukung,” tandas pastur dari Ambon ini.
Natsir Jubaidi yang mewakili MUI juga mengapresiasi usulan Menag yang mencanangkan HKN, Karena kalau sudah rukun pasti aman dan damai dan  Indonesia menjadi contoh negara lain.
(Humas Kemenag/ES)

Tidak ada komentar: